Cepu- Dinas Pendidikan Jateng mengaku alat praktek siswa SMK, khususnya di bidang otomotif, tidak sebanding dengan perkembangan jaman. Pemerintah terus mengupayakan penyesuaian agar situasi ini tidak berkepanjangan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Jateng melalui Kasi Sekolah Menengah Kejuruan Kustri Saptono menyebutkan, sebagian besar SMK di tanah air menggunakan alat praktek buatan abad XIX yang telah ketinggalan jaman.
“Kebanyak sekolah kejuruan, alat praktiknya buatan abad 19, gurunya abad 20, sedangkan muridnya dipersiapkan untuk abad 21. Harus terus ada penyesuaian upgrade agar tak ketinggalan,” ucapnya di sela peresmian Kelas Industri Toyota di SMK Migas Cepu, Sabtu (16/02).
Kelas Industri Toyota di SMK Migas Cepu merupakan pengembangan dari Kelas Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO). Launching diawali dengan penandatanganan MoU antara SMK Migas Cepu dengan PT. Toyota Surya Indah Motor disaksikan Bupati Djoko Nugroho.
Dalam kesempatan tersebut, Kokok (sapaan Djoko Nugroho) menyampaikan, pendidikan kejuruan atau vokasi merupakan prioritas utama pembangunan pendidikan. Pihaknya berkomitmen, akan berusaha membantu semaksimal mungkin demi majunya pendidikan di SMK yang ada di Kabupaten Blora.
“Kami akan melakukan penghapusan kendaraan yang sudah masuk masanya sesuai dengan aturan yang ada sehingga tidak perlu lelang untuk kemudian diberikan kepada SMK-SMK yang mebutuhkan guna penyediaan alat praktik yang baik terutama untuk jurusan mesin dan otomotif,” ucap Kokok.
Sebagai informasi, saat ini SMK Migas memiliki 7 (tujuh) kelas. Meliputi, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (ITL); Teknik Permesinan (PEM); Teknik Elektronika Industri (EKI); Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO); Teknik Pemboran Migas (BOR); Teknik Produksi Migas (PRD); Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia (PMP). (mus)