Blora- Hujan yang tak kunjung turun membuat persediaan air bersih makin menipis. Diperkirakan, hujan akan mulai turun pada November bulan depan. Namun, hal ini tidak menyurutkan harapan pelajar SMK Muhammadiyah 2 Blora untuk berdoa memohon hujan turun lebih awal.
“Hujan merupakan kehendak Allah. Kita berharap hujan segera turun mengingat kondisi kemarau sudah seperti ini. Di sisi lain, kita harus introspeksi diri. Apakah karena kita banyak berbuat dosa sehingga hujan masih tertahan,” ucap khotib Istisqa, H Sumarno, dalam khotbahnya, Sabtu (12/10).
Sholat Istisqa di SMK Muhammadiyah 2 Blora berlangsung di halaman sekolah setempat usai sholat zhuhur siang ini. Ratusan pelajar bersiap berdoa memohon turunnya hujan. Beberapa dari mereka tampak canggung lantaran ini pengalaman pertama mereka mengikuti sholat Istisqa.
“Ini juga sekaligus pembelajaran dengan praktek langsung. Untuk beberapa siswa, ini merupakan sholat Istisqa yang pertama diikuti,” imbuh Sumarno yang juga merupakan Kepala Sekolah tersebut.
Sebelumnya, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora telah menggelar sholat Istisqa. Prosesi berlangsung di kawasan persawahan depan pasar rakyat Sido Makmur Blora.
Diketahui bersama, kemarau di Blora mengakibatkan 14 kecamatan dan 146 desa mengalami krisis air. Tercatat, tiap hari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora melakukan droping air bersih di desa terdampak kekeringan.
Terakhir, droping air BPBD Blora berlangsung di Kecamatan Banjarejo (3 tanki), Kunduran (20 tanki), Kedungtuban (4 tanki), Japah (2 tanki), Ngawen (2 tanki), dan Jati (5 tanki). Tiap tanki bantuan BPBD berkapasitas 5 ribu liter air bersih. (jyk)