HARGA GABAH NAIK 17 PERSEN, BENARKAH?

Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Prihasto Setyanto melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora, guna meninjau langsung ketersediaan beras sekaligus kondisi harga gabah yang ada di daerah.
Ilustrasi

Blora, BLORANEWS – Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Prihasto Setyanto melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora, guna meninjau langsung ketersediaan beras sekaligus kondisi harga gabah yang ada di daerah.

Dalam kesempatan itu, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa harga gabah per Oktober kemarin mengalami kenaikan mencapai 17 persen.

“Bulan Oktober kemarin harga gabah kering panen dan harga gabah kering giling meningkat, bahkan peningkatannya mencapai 17 persen dibanding tahun 2021 kemarin per bulan Oktober, padahal data statistik menunjukan bahwa produksi kita meningkat,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyinggung soal ketersediaan beras di Indonesia. Ia menjelaskan, stok beras di Indonesia relatif aman bahkan surplus.

“Berdasarkan data, sampai Oktober kemarin ada kelebihan beras 6,6 juta ton secara nasional. Dari struktur tersebut 49,3 persen ada pada rumah tangga, 21,7 persen ada di penggilingan, 12,5 persen ada di pedagang, 10 persen ada di bulog, 5 persen di hotel, restoran dan catering, 0,7 persen ada di pasar induk beras,” paparnya.

Kepala DP4 Blora Gundala Wejasena pun mengungkapkan hal yang sama. Dijelaskan, ketersediaan gabah maupun beras di Blora hari ini dalam kondisi aman.

“Alhamdulillah, keberadaan gabah atau beras di Kabupaten Blora ini cukup,” tandasnya. (*)