Blora – Ketua DPRD Kabupaten Blora, HM. Dasum mendorong Pemkab untuk secepatnya mencarikan solusi penyerapan gabah petani agar tidak menjadi pihak yang selalu dirugikan.
Rakor pembahasan harga gabah dan distribusi pupuk
Dasum mengungkapkan saat panen raya produksi melimpah, namun penyerapannya tidak maksimal.
“Persoalan penyerapan gabah petani yang tidak maksimal, dan harganya pun anjlok. Ini kembali terjadi saat panen raya di Blora, harganya jauh dari HPP. Saya tahu persis, karena saya juga pelaku, saya juga petani. Harga gabah hanya laku Rp. 3.100 – Rp. 3.200, per kilogram, padahal HPP nya sesuai Permendag adalah Rp. 4.200,- per kilo gram,” ungkapnya saat mengikuti rapat koordinasi membahas harga gabah dan distribusi pupuk yang dipimpin Bupati, Senin (15/03).
Dirinya menambahkan terkait dengan penyerapan gabah petani, ini terjadi anomali (keanehan). Dia meminta Pemkab Blora untuk mengaktifkan lagi Sistem Resi Gudang (SRG) yang mangkrak.
“Makanya itu resi gudang (SRG) jangan dibiarkan mangkrak, aktifkan lagi !!,” ujar Dasum.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan keprihatinan atas anjloknya harga gabah di masa panen raya ini. Pihaknya juga akan menindaklanjuti hal tersebut ketika rapat dengan Gubernur Jateng.
“Ok, besok saya rapatkan tentang resi gudang dengan pak Gubernur di Semarang juga dengan Menteri Perdagangan,” jawab Bupati ketika di konfirmasi.
Dalam rapat tersebut, Bupati berharap dapat diambil langkah-langkah terbaik untuk nasib para petani di Kabupaten Blora.
“Saya minta segera dibuat hotline untuk menyelesaikan aduan – aduan masyarakat terkait sektor pertanian ini, jadi tidak langsung ke Bupati terus. Dan untuk Satgas Pupuk, akan segera kita bentuk dengan menyertakan Aparat Penegak Hukum dari Kejaksaan dan Kepolisian. Karena distribusi pupuk ini, sudah disorot oleh Bareskrim Polri saat kita bertemu kemarin di Jakarta,” tegasnya. (Spt)
