Blora – Bupati Blora, Arief Rohman meminta persoalan seragam sekolah dikembalikan ke orang tua murid. Pasalnya sekolah dilarang untuk ikut campur dalam pengadaan seragam sekolah.
“Kami perintahkan ke dinas pendidikan, MKKS dan seluruh kepala sekolah, pengadaan seragam sekolah ini dikembalikan ke orang tua murid, karena ketentuannya tidak boleh,” ucap Bupati saat memimpin rapat di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sabtu (07/08).
Bupati juga berharap terhadap sekolah untuk tidak memberatkan orang tua murid terkait biaya seragam sekolah.
“Jika sekolah sudah terlanjur kemahalan, selisihnya dikembalikan. Jangan memberatkan orang tua yang tidak mampu,” tegasnya.
Disinggung soal koperasi sekolah, dirinya mendukung untuk orang tua murid bisa membeli keperluan sekolah disana (koperasi-red).
“Prinsipnya, koperasi itu diperbolehkan. Kalau bisa kita pake koperasilah, kadang ada orang tua murid yang tidak mau ribet. Makanya jika selisihnya sedikit saya kira gak masalah biar sama. Yang penting ada komunikasi antara koperasi dan ortu murid. Berembug, nafasnya mau seragam ya semua dilibatkan,” terangnya.
Dirinya juga menambahkan akan membantu murid-murid yang kurang mampu, asalkan dalam survey benar-benar orang yang layak dibantu.
“Anak yang tidak mampu, anak miskin ini kita bantu, apalagi yang berprestasi. Asal datanya jelas, benar-benar miskin sesuai survey, bisa lewat basznas. Tentunya pemerintah hadir untuk itu,” imbuhnya
Selain itu, untuk seragam batik, Arief juga mengajak para Kepala sekolah untuk menggunakan batik lokal karena akan membantu sektor UMKM lokal. Juga mendorong diknas untuk membuat call center untuk aduan.
“Untuk kain batik kedepan menggunakan konten lokal. Kalau beli batik jangan beli diluar blora. Kalau pake lokal bisa membangun ekonomi lokal. Kalau bisa diknas membuat call center, jika ada aduan terkait pendidikan bisa langsung merespon,” pungkasnya.
Dalam rapat itu, Arief memanggil Kepala Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, MKKS, Kepala Sekolah dan Ketua Komisi D DPRD Blora. (Spt)