fbpx

FMC SESALKAN LARANGAN PAGELARAN MUSIK

Larangan Pagelaran musik selama 3 bulan ke depan membuat Founder dari Forum Musisi Cepu (FMC), dan team penggagas dewan kebudayaan Kabupaten Blora, Fransiscus Hariyanto ikut bersuara. Dia berharap ada kebijakan yang bisa menguntungkan pelaku seni.
Founder Forum Musisi Cepu (FMC) dan team penggagas dewan kebudayaan Kabupaten Blora, Fransiscus Hariyanto.

Blora – Larangan Pagelaran musik selama 3 bulan ke depan membuat Founder dari Forum Musisi Cepu (FMC) dan team penggagas dewan kebudayaan Kabupaten Blora, Fransiscus Hariyanto ikut bersuara. Dia berharap ada kebijakan yang bisa menguntungkan pelaku seni.

Founder dari Forum Musisi Cepu (FMC) dan  team penggagas dewan kebudayaan Kabupaten Blora, Fransiscus Hariyanto mengaku, merasa tidak adil dengan keputusan dihentikannya kegiatan musik dan hiburan yg mengundang keramaian selama 3 bulan ke depan. Di mana, terimbas dari kejadian kerusuhan di Desa Prigi, Todanan, Blora.

Menurutnya, kebijakan ini perlu di kaji ulang. Agar tidak timbul kesenjangan sosial diantara pelaku seni dan pekerja Sor Terop.

“Kebijakan ini berasa seperti dipukul rata tanpa ada pertimbangan kerugian yang akan menimpa para pelaku seni lainnya. Sedangkan kerusuhan itu disebabkan oleh beberapa oknum pengunjung dan panitia penyelenggara, bukan dari pelaku seni,” tegasnya.

Dia menegaskan, seharusnya ada kebijakan yang juga menguntungkan pelaku seni dan para musisi.

“Mohon untuk penegak hukum atau pihak polres Blora memberikan ruang bagi kami para pelaku seni agar tetap bisa berkarya dan beraktifitas. Dan yang perlu saya tegaskan, ini bukan kesalahan dari pelaku seni atau musisi. dan jangan membuat keputusan seolah olah ini adalah kesalahan kaum seniman,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinporabudpar, Kunto Aji mengaku, pihaknya tidak pernah mengeluarkan larangan Pagelaran kesenian. Namun pihaknya juga tidak bisa mencampuri wilayah kepolisian terkait kerumunan dan keamanan keramaian.

“Kami juga menyesalkan dan menyayangkan adanya kerusuhan di Todanan baru-baru ini. Kebijakan itu tidak lain demi keamanan dan kondusifitas warga,” terangnya.

Dia menambahkan, saat ini banyak yang sudah salah kaprah memaknai sebuah seni. Musik harusnya bisa dinikmati dan membuat bahagia. Bukan malah membuat orang tawuran.

“Yang jelas, tetap semangat,” imbuhnya. (sub).