Blora- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora memastikan telah meneruskan laporan kejadian longsor di Desa Ngloram RT 02 RW 02 Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
“Sudah kami laporkan ke atasan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kades Ngloram, dan telah menyampaikan ini ke BBWS Solo,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Pembangunan dan Rehab Irigasi DPUPR Blora, Danang, Kamis (20/02).
Diberitakan sebelumnya, longsor di DAS Bengawan Solo, kawasan Kracakan Desa Ngloram telah terjadi sejak 2015 silam. Saat terjadi hujan deras kemarin (18/02), kondisi longsor semakin parah dan hanya berjarak 10 meter dari rumah warga.
Kepala Desa Ngloram, Diro Beni Susanto mengatakan, pagi tadi lokasi longsor telah didatangi petugas dari Satpol PP dan BPBD Blora. Pihaknya juga terus mengawal penanganan longsor ini ke DPUPR.
Menurut Diro, longsor di kawasan ini salah satunya dipicu dari aktivitas warga setempat yang mengambil tanah urug dari anak sungai tersebut. Tanah urug tersebut digunakan warga untuk kebutuhan pengurugan rumah.
“Disebabkan pula karena pemilik tanah menggali tanah untuk mengurug rumah,” ujarnya.
Selain itu, adanya aktivitas penambangan pasir di Bengawan Solo juga dinilai ikut andil terhadap kejadian longsor tersebut. Meski demikian, longsor tersebut tidak secara langsung dipucu dari kegiatan penambangan pasir.
“Secara umum, tetap ada pengaruh dari tambang pasir (terhadap longsor di anak Sungai Bengawan Solo, red). Tapi posisi longsor ada di sodetan atau parit pembuangan air dari desa menuju Bengawan Solo,” pungkasnya. (jyk)