Blora – DPK (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan) Blora menggelar sosialisasi Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Blora kemarin (29/08). Diharapkan melalui Gerakan Literasi Sekolah ini, dapat meningkatkan peran sekolah dalam menghidupkan tradisi literasi kepada para siswa. Puluhan peserta dalam sosialisasi ini tidak hanya mendengarkan materi, namun juga berinteraksi melalui ice breaking session (interaksi / diskusi ringan).
Kusneo, Koordinator Gerakan Literasi Sekolah Kabupaten Blora menjelaskan bahwa agenda ini telah berjalan selama diua tahun. Sosialisasi Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Blora ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari para guru pendamping, para pustakawan SMA Negeri 1 Blora, dan puluhan siswa dari perwakilan tiap kelas.
“Gerakan Literasi Sekolah akan menjadikan sekolah sebagai tempat dimana warganya menerapkan tradisi literasi,” jelas Slamet Widodo, salah satu pembicara dalam sosialisasi itu.
Selain mendengarkan pemaparan dari sejumlah pembicara, peserta sosialisasi juga mengikuti diskusi ringan pada sesi ice breaking.
Farid Rokhmawantika, pemateri yang mengisi sesi ice breaking dalam sosialisasi tersebut berinteraksi dengan peserta yang didominasi oleh pelajar ini. Farid menyampaikan bahwa makna literasi tidak semata membaca dan menulis.
“Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara,” ujar Farid pada konklusi diskusi pada sesi ice breaking.
“ Literasi merupakan wujud edukasi dan pemberdayaan budi perkerti yang mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber informasi pengetahuan, baik dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori,” lanjutnya
Sulistiyono, Guru Kimia sekaligus tim GLS SMAN 1 Blora mengatakan melalui aktualisasi GLS sebenarnya sangat banyak perkembangan yang dirasakan, khususnya bagi pengajar dalam pelaksanaan tugas.
Ia juga menambahkan pengaruh positif GLS paling utama adalah terletak dalam azas partisipatif siswa. Dimana pembelajaran tidaklah dipusatkan ke guru semata, namun juga mengoptimalkan potensi literasi siswa dalam pembelajaran (Active Learning) melalui buku, sumber informasi, dan perpustakaan sekolah.
Reporter : Jacko Priyanto