Cepu- Militansi pemuda Cepu untuk mempertahankan tanah air dan ajaran Islam yang toleran tak perlu diragukan lagi. Hal ini terlihat dari tingginya animo pemuda untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) tiga hari terakhir.
Diklatsar Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkorcab Blora, dilaksanakan di Madrasah Diniyah (Madin) Al Anwar, Desa Ngloram, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, pada Jumat-Senin (07-10/12) dan diikuti 119 pemuda.
Peserta tertua, bernama Suwaji (47) asal Desa Ngroto Kecamatan Cepu. Selain itu, ada juga peserta yang merupakan penyandang disabilitas (kaki) bernama Feri Andrianto (23) dari Desa Gadon Kecamatan Cepu.
Ada pula peserta yang kembar identik, masing-masing bernama Badri Duja Muhammad dan Samsud Duha Muhammad (23) dari kawasan Sitimulyo Kelurahan Cepu. Saat ditanya terkait motivasi mereka mengikuti kegiatan ini, responnya cukup mengejutkan.
“Saya memang tak sempurna fisiknya, kaki saya tidak normal. Tapi itu bukan penghalang bagi saya untuk menyelesaikan Diklatsar sebagai syarat menjadi anggota Banser. Saya ingin berjuang dibawah komando Ketum Yaqut Cholil Qoumas,” ucap Feri usai prosesi pembaiatan (pengesahan) dini hari tadi, Senin (10/12).
Semangat yang sama, juga ditunjukkan Suwaji, peserta tertua dalam kegiatan ini. Dirinya berharap setelah ini dapat mengambil bagian untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Diklatsar Banser merupakan kaderisasi dasar untuk menjadi anggota badan otonom NU ini. Bermacam kegiatan dilakukan dalam kegiatan ini, materi dalam ruangan, kegiatan luar ruangan, serta penggemblengan secara spiritual oleh Abah Suyuthi, yang juga merupakan pendekar dan dewan khos Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa.
Ketua GP Ansor Blora, Riyadi mengungkapkan, semula jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 126 pemuda. Tak hanya dari Blora, ada juga peserta yang berasal dari Sumatera dan Sulawesi.
“Terdiri atas, 3 peserta dari Sumatera Selatan, 2 peserta dari Makassar Sulawesi Selatan, dan 1 peserta dari Lampung. Selebihnya dari PAC yang bersangkutan,” papar Riyadi.
Setelah menjalani serangkaian proses dalam Diklatsar, jumlah peserta tersisa 119 pemuda. Riyadi juga mengapresiasi peserta yang bertahan sampai akhir dalam mengikuti proses kaderisasi ini. (sya)