fbpx

DINPORABUDPAR BLORA: TAK MULUK-MULUK, SASARAN KITA WISATAWAN DALAM KOTA!

Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji (kanan)
Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji (kanan)

Blora- Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora mengaku tak muluk-muluk berharap dengan kunjungan para wisatawan nasional maupun mancanegara.

 

Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji (kanan)
Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji (kanan)

 

Pasalnya, Blora tidak memiliki destinasi wisata bertaraf internasional maupun nasional. Bahkan, secara regional Jawa Tengah, Blora juga bukan merupakan tujuan wisata yang diminati. Sehingga, sasarannya adalah para wisatawan dalam kota.

“Kita tidak memiliki gunung dan pantai. Jangankan wisatawan mancanegara atau nasional, di kancah regional Blora juga belum menjadi tujuan utama wisata,” ujar Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji, Kamis (12/09).

Menurut Mumuk (sapaan Slamet Pamudji, red) potensi wisatawan dalam kota juga cukup menjanjikan. Di sisi lain, masyarakat atau wisatawan lokal tidak harus keluar banyak biaya untuk berpelesir.

“Saat ini, kebutuhan berwisata menjadi kebutuhan kedua setelah pangan. Kalau mau berwisata, ga perlu jauh-jauh. Bisa ke Gua Terawang, atau ke tempat wisata lainnya di Blora. Potensi wisatawan lokal yang mencapai 800 ribu jiwa orang Blora inilah yang akan kita garap,” imbuhnya.

Mumuk juga menyebut, potensi wisata Blora seperti pengeboran minyak tradisional di Ledok Sambong tak hanya menarik minat wisatawan lokal. Para wisatawan mancanegara juga penasaran dengan potensi wisata ini.

“Kemarin, kita mengenalkan pengeboran minyak tradisional Ledok ke para pelajar Singapura. Banyak dari mereka yang ingin berkunjung. Karena, itu pengeboran minyak pertama di Indonesia, dan dilakukan secara tradisional. Mereka tertarik,” ucapnya.

Untuk mewujudkan misi itu, Dinporabudpar Blora gencar mengenalkan berbagai destinasi wisata lokal dalam berbagai kesempatan. Tak cukup itu, perbaikan infrastruktur penunjang juga menjadi perhatian khusus.

“Ya salah satu kendala kita di infrastruktur penunjang,” pungkasnya. (jyk)