fbpx

DINAKIKAN BLORA UNGKAP PENYEBAB KEMATIAN SAPI

Sapi milik warga Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah mengalami batuk
Sapi milik warga Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah mengalami batuk

Blora- setelah melakukan investigasi selama lebih dari sepekan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinakikan) Kabupaten Blora akhirnya berhasil mengetahui penyebab kematian sejumlah sapi di Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora.

 

Sapi milik warga Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah mengalami batuk
Sapi milik warga Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah mengalami batuk

 

Seperti diduga sebelumnya, sapi-sapi milik warga tersebut mati lantaran terserang Bovine Ephemeral Fever (BEF). Petugas juga menemukan fakta lain terkait hal ini. Yakni, dalam kondisi terserang BEF, sapi dipaksa makan sehingga terjadi penyumbatan pada organ pencernaan bagian atas.

“Betul, dari investigasi tim di lapangan yang dipimpin drh Tejo Yuwono, adalah sapi tersebut sakit (terserang BEF) dan tidak mau makan. Dipaksa makan kobotan (kulit jagung kering, jw) sehingga terjadi penyumbatan pada alat pencernaan bagian atas,” terang Kepala Dinakikan Blora, Gundala Wijasena, Selasa (03/12).

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 3 ekor sapi milik warga Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora mati setelah sebelumnya mengalami batuk-batuk, Rabu (26/11). Sehari kemudian, lagi-lagi seekor sapi mati setelah mengalami gejala yang sama.

Menurut Gundala, kondisi tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan memberikan roborantia kepada sapi yang sakit. Sayangnya, pengetahuan yang minim dari pemilik sapi dan tidak adanya petugas di wilayah tersebut, membuat kejadian ini tak terhindarkan.

“Bila ada petugas medis sapi tersebut bisa diberi roborantia untuk membantu metabolisme. Memang, di Kecamatan Jati tidak ada petugas medis kesehatan hewan, sehingga tidak ada yang memberi pengarahan bagaimana merawat sapi yang sakit,” pungkasnya. (jyk)