Blora- Pemilih pemula, khususnya pemilih milenial dinilai menjadi sasaran empuk kontestan politik yang akan mendulang suara dalam Pemilu 2019. Pengetahuan mendalam tentang kepemiluan dan keputusan yang rasional, akan membuat pemilih milenial menjadi penopang pendewasaan demokrasi di tanah air.
Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Blora, Ahmad Nur Hidayat mengajak pemilih milenial menjadi pemilih yang cerdas. Pihaknya menekankan, pemilih milenial harus memilih berdasarkan rasionalitas dan bukan emosional belaka.
“Suara pemilih pemula sangat penting pada pemilu. Dengan pengetahuan, wawasan dan kesadaran politik yang baik bisa menjadi pemilih yang cerdas,” ucap Ahmad Nur Hidayat dalam Pendidikan Politik Pemilih Pemula di Kantor Kesbangpol Kabupaten Blora, Selasa (23/01).
Tak hanya itu, dengan menjadi pemilih yang cerdas dengan pendekatan rasionalitas, momok politik uang yang mencederai semangat demokrasi dapat ditekan. Sehingga, tak cukup menjadi pemilih cerdas, generasi milenial juga harus mencegah potensi pelanggaran pemilu yang ada.
“Politik uang masih menjadi momok kita bersama. Itu karena minimnya pemahaman tentang kepemiluan,” imbuhnya.
Dalam pendidikan politik bertajuk “Pemilih Pemula : Antara Idealisme dan Pragmatisme”itu, Ketua Bawaslu Blora mengajak pemilih pemula berpartisipasi aktif mencegah terjadinya pelanggaran pemilu. Pihaknya memastikan, upaya pencegahan pelanggaran dilindungi Undang Undang.
“Jika diketahui pelanggaran, pemilih pemula bisa menjadi pelapor atau informan untuk memberikan informasi awal pelanggaran itu. Atau menjadi saksi. Gak perlu takut, itu dilindungi undang-undang,” terang Lulus.
Tak hanya itu, Bawaslu juga mendorong KPU untuk melaksanakan sosialisasi hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT) di seluruh desa di Blora. Sebab dengan rumitnya pemilu dengan lima surat suara nanti, banyak yang masih belum memahami hal itu.
“Agar betul-betul memahami setiap hal yang harus dilakukan pada setiap tahapan. Apalagi saat tahapan pemungutan dan penghitungan suara,” pungkasnya. (one)