fbpx

DI TEPI BENGAWAN SOLO, SISWA SEKOLAH INI BELAJAR MAKNA KERJA SAMA

Siswa SMP Plus Al Azhar Jolotundo di Kracakan Watu Gong (KWG) Desa Ngloram, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora
Siswa SMP Plus Al Azhar Jolotundo di Kracakan Watu Gong (KWG) Desa Ngloram, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

Blora- Biasanya, pelantikan OSIS dilaksanakan di lingkungan sekolah dengan suasana formal. Tidak demikian dengan pelatikan OSIS SMP Plus Al Azhar Jolotundo, yang justru dilaksanakan di alam terbuka dan dirangkai dengan kegiatan peduli lingkungan.

 

Siswa SMP Plus Al Azhar Jolotundo di Kracakan Watu Gong (KWG) Desa Ngloram, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora
Siswa SMP Plus Al Azhar Jolotundo di Kracakan Watu Gong (KWG) Desa Ngloram, Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

 

Pelantikan OSIS SMP Plus Al Azhar Jolotundo digelar di tepi Bengawan Solo, tepatnya di kawasan wisata Kracakan Watu Gong (KWG) Desa Ngloram Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Usai pelantikan, guru dan para siswa membersihkan sampah di kawasan ini, Rabu (30/10).

Kepala sekolah, Ahmad Fahrur Rosidi mengungkapkan, pihaknya sengaja memilih lokasi Kracaan sebagai tempat pelantikan dengan alasan nama kawasan ini merupakan padanan kata Krocokan yang berarti kerja sama.

“Kracakan padanan kata krocokan (jw), yang artinya kerja sama. Pitutur inilah yang butuh kita tanamkan dalam sanubari guru-guru dan para siswa. Dalam berorganisasi, hanya satu yang dibutuhkan, yaitu kerja sama. Meskipun tidak sama kerjanya, tapi harus sama-sama kerja,” terangnya.

Lebih Dekat Dengan  SMP Plus Al Azhar Jolotundo

Lebih lanjut, Kepala Sekolah menegaskan, SMP Plus Al Azhar Jolotundo yang berlokasi di jalan Jolotundo RT 06 RW 03 Desa Wado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora tersebut, berkomitmen mencetak putra-putri pemberi terbaik untuk bangsa.

Berdiri tahun 2018, sekolah ini memiliki sejumlah keistimewaan dibanding sekolah lain di kawasan Kedungtuban, bahkan Kabupaten Blora. Yaitu, sekolah ini mengusung konsep Islamic Boarding school (pondok pesantren) dan menerapkan 3 bahasa yakni bahasa Arab, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris dalam keseharian.

“Semua siswa wajib mondok. Di sekolah ini, diselenggarakan pula pembelajaran Madrasah Diniyah yang berlangsung pada sore dan malam hari,” imbuh Fahrur Rosidi.

Bahkan, kata Kepala Sekolah, konsep Kampung Tiga Bahasa telah diresmikan di sekolah ini. Dengan berbagai keunggulan yang ada, pihak sekolah optimis mampu mewujudkan visi tersebut. Hingga saat ini, terdapat 28 siswa yang belajar di sekolah ini. (jyk)