Blora – Lima puluh delapan desa di lima kecamatan di Blora terancam serangan DBD (Demam Berdarah Dengue). Dinas Kesehatan Blora menghimbau masyarakat melakukan PSN (Pembasmian Sarang Nyamuk). Sembilan belas Puskesmas di Blora gencar melaksanakan fogging di desa-desa untuk menekan angka DBD.
Seperti diberitakan melalui jatengpos.co.id, wabah DBD rawan terjadi di kecamatan Blora Kota, Jepon, Tunjungan, Banjarejo dan Cepu. Menurut laporan Dinas Kesehatan Blora, sampai pertengahan Maret ini tercatat 26 kasus DBD di tahun 2017. Diperkirakan akan terjadi siklus lima tahunan wabah DBD, seperti yang terjadi tahun 2012 lalu.
“Bila ada anggota keluarga yang menderita demam tiga hari berturut-turut, harap segera dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat” pesan Edi Sucipto, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Blora.
Desa-desa yang terkena wabah DBD masing-masing berada di wilayah Puskesmas Randulawang (Jati), Kutukan (Randublatung), Randublatung, Sambong, Ketuwan (Kedungtuban), Kedungtuban, Ngroto (Cepu), Cepu, Kunduran, Todanan, Kunduran, Japah, Ngawen, Banjarejo, Tunjungan, Bogorejo, Jepon, Medang dan Blora.
DBD disebabkan melalui infeksi virus Dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti. Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena infeksi virus Dengue tersebut. Gejala terinfeksi DBD adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan dan tampak seperti gejala campak, nyeri otot dan persendian. Penderita DBD mengalami nyeri hebat seolah-olah tulang mereka patah, maka DBD dikenal juga dengan nama Breakbone Fever (wikipedia) [.]
Reporter : Sahal M.
Sumber : HarianJateng