MENDEKATI RAMADAN, HARGA KACANG PANJANG BUKAN NAIK, MALAH NYUNGSEP!

Foto: Murahnya harga membuat petani enggan memanen kacang panjang

Blora, BLORANEWS.COM – Sejumlah petani kacang panjang di Kabupaten Blora mengeluhkan harga jual panen mereka yang anjlok drastis.

Padahal, biasanya menjelang bulan Ramadan, harga komoditas ini meningkat karena permintaan tinggi, terutama untuk kebutuhan hajatan ruwahan atau mapak poso.

Salah satu petani, Parkum, warga Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, mengaku kecewa dengan kondisi pasar saat ini. Ia sudah tiga kali panen, namun harga jualnya tetap tak memuaskan.

“Winginane 30 kilogram ditumbas Rp15 ribu. Kados niki 25 kilogram Rp10 ribu paling nggak kuat,” ujarnya dalam bahasa Jawa, mengeluhkan harga yang dinilai terlalu rendah, Selasa (25/2/2025).

Parkum menuturkan bahwa biasanya harga kacang panjang menjelang puasa lebih tinggi. Bahkan, dalam kondisi normal, 10 batang kacang panjang bisa dihargai Rp5 ribu, tetapi kini jauh lebih murah.

“Biasane larang, nggeh bakul blonjo mriki a seng numbasi,” imbuhnya, mengungkapkan bahwa pedagang biasanya mengambil dari petani lokal dengan harga lebih baik.

Situasi ini membuat para petani kesulitan menjual hasil panennya. Bahkan, Parkum sempat menawarkan kacang panjangnya ke tetangga, namun justru mendapat respons tak terduga.

“Tak tawakno tonggoku, jare malah marai sikil linu. Dadi wegah,” katanya sambil tertawa, menceritakan bahwa tetangganya enggan membeli karena mengira terlalu banyak makan kacang panjang bisa menyebabkan pegal-pegal.

Karena harga terus merosot, sebagian petani memilih untuk memberikan atau mengumbar hasil panennya, daripada menjual dengan harga yang tidak sebanding dengan biaya produksi.

Hingga kini, belum ada kepastian kapan harga kacang panjang akan kembali stabil. Petani berharap adanya solusi agar mereka tidak terus merugi di tengah masa panen yang seharusnya menjadi momen keuntungan. (Jyk)