fbpx

DAUN KERSEN DAN SEREH DISULAP JADI SEMPROTAN ANTISEPTIK

Semprotan antiseptik berbahan dasar rebusan daun Kersen buatan mahasiswa KKN Undip Semarang di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban, Blora
Semprotan antiseptik berbahan dasar rebusan daun Kersen buatan mahasiswa KKN Undip Semarang di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban, Blora

Kedungtuban- Daun Kersen (Muntingia calabura L), ternyata dapat diolah menjadi produk antiseptik pengusir kuman. Caranya, dengan mencampurkan larutan rebusan daun kersen dengan sereh dan ditambah alkohol berkadar 70 persen.

Inovasi ini disosialisasikan mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, kepada ibu-ibu PKK di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora beberapa waktu lalu. Bahan bakunya mudah didapatkan, dan cara pembuatannya pun tak sulit.

 

Semprotan antiseptik berbahan dasar rebusan daun Kersen buatan mahasiswa KKN Undip Semarang di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban, Blora
Semprotan antiseptik berbahan dasar rebusan daun Kersen buatan mahasiswa KKN Undip Semarang di Desa Wado Kecamatan Kedungtuban, Blora

 

Koordinator mahasiswa KKN Undip Desa Wado, Andhika Mennix menjelaskan cara pembuatan cairan antikuman ini. Pertama, daun Kersen direbus dengan airsepenuh panci hingga tersisa setengah panci.

“Air rebusan yang tersisa, kemudian disimpan selama satu hari penuh. Untuk daun sereh, harus dihaluskan dengan menggunakan blender, kemudian dicampur dengan air. Setelah itu, disaring dan disimpan selama satu hari penuh, seperti pada larutan daun kersen,” terang Andhika, Sabtu (02/02).

Setelah disimpan selama satu hari, dua larutan tersebut, dimasukkan ke dalam botol semprotan. Ditambah dengan alkohol berkadar 70 persen. Maka, jadilah semprotan antiseptik pengusir kuman penyakit.

“Cairan ini dapat digunakan, sebelum dan setelah makan. Caranya dengan disemprotkan di tangan untuk membunuh kuman penyakit,” imbuh Andhika.

Di sisi lain, Ketua PKK Desa Wado, Siti Fatoyah berharap dengan adanya sosialisasi ini, dapat meningkatkan kesadaran warga desa setempat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Dimulai dengan cara yang sederhana, membersihkan tangan, sebelum dan setelah makan. Dengan hidup bersih dan sehat, semoga angka stunting di desa ini dapat ditekan,” harapnya. (nzr)