fbpx
OPINI  

DARI DEMAK MENUJU PAJANG

Masjid agung demak
Masjid agung demak

Kedatangan Islam di tanah Jawa berkisar tahun 1400-1425 M. Dimana pada saat itu sudah marak para pedagang Jawa menuju Malaka untuk berniaga, disamping juga belajar agama Islam. Ada yang tinggal menetap, tetapi paling tidak separuh dari jumlahnya kembali ke Jawa, dan menjadi Islam. Mereka kemudian mulai mengajarkan Islam di tanah Jawa (wilayah pantai).  Selain para saudagar yang kebanyakan dari Tuban dan Gresik itu, sebelumnya ada juga pedagang Gujarat dan Persia, dimana mereka mengajarkan agama yang dibawanya di wilayah yang sama. Tokoh yang paling terkenal, Maulana Malik Ibrahim, meninggal dan dimakamkan secara Islam di Gresik, batu nisannya bertulis tahun 1419M.

 

Masjid agung demak
Masjid Agung Demak

 

Setelah kerajaan Majapahit mulai lemah dan kehilangan pengaruhnya, besarlah hati para Bupati pantai Jawa, yang juga karena bertambah kewenangannya, untuk ingin segera lepas dari pengaruh Istana. Sehingga mereka mulai bertindak tanpa harus meminta restu dari Raja. Sejak permulaan abad 16, kebanyakan dari para bangsawan Jawa wilayah pantai itu memeluk Islam, karenanya, kerap saja terjadi perselisihan dengan raja-raja pedalaman Jawa yang masih Hindu. Disebutkan bahwa Raja Majapahit Kertawijaya (1447) menikah dengan seorang putri Cempa, bibi dari Raden Rahmat atau Sunan Ngampel (dekat Surabaya). Sunan Ngampel memiliki banyak keturunan, diantaranya yang terkenal adalah Sunan Bonang dan seorang putri bernama Nyai Gede Malaka, juga seorang anak angkat bernama Raden Paku, yang kelak bergelar Sunan Giri (sebelah selatan Gresik), dimana olehnya sebuah istana dan masjid didirikan disini, pembangunan ini hampir bersamaan dengan berdirinya masjid di Demak yang berangka tahun 1458M. Pertempuran antara Sunan Ngudung (menantu Sunan Ngampel dan ayah Sunan Kudus) dengan adipati Terung di wilayah Jipang terjadi pada masa ini.