fbpx

DANGDUT BERAKHIR RICUH, PEMDES SONOKULON: KALAU MASIH GEGERAN, BAWA KE KANTOR POLISI!

Pentas dangdut dalam rangka halal bi halal di Dusun Soronini Desa Sonokulon Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

Todanan- Peringatan halal bi halal dengan hiburan pentas dangdut di Dusun Soronini Desa Sonokulon Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora terpaksa dihentikan aparat keamanan. Pasalnya, meski tiga lagu baru dimainkan, terjadi kericuhan di lokasi.

Pemerintah Desa Sonokidul menyebut peristiwa yang terjadi di desa tersebut, diduga lantaran salah paham antar pemuda, Kamis (13/06). Meski demikian, kericuhan semacam ini hanya terjadi beberapa kali saja saat digelar panggung hiburan.

 

Pentas dangdut dalam rangka halal bi halal di Dusun Soronini Desa Sonokulon Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

“Itu ceritanya sesama pemuda. Ketika salah satu dilarang naik panggung oleh temannya, tapi tetap ngeyel. Seperti itu (kericuhan, red) tidak sering terjadi,” kata Kepala Dusun (Kadus) Soronini, Didiek Sutrisno, Jumat (14/06).

Lebih lanjut, Didiek meyakini, para pemuda yang terlibat kericuhan tersebut dalam kondisi terpengaruh minuman keras yang banyak dijual saat digelar panggung hiburan. Pihaknya menegaskan, jika ke depan terjadi kericuhan serupa, akan dibawa ke pihak yang berwajib.

“Yang pasti pemicunya tetap miras. Jika masih ada yang geger (membuat kericuhan, jw), bawa saja ke kantor aparat yang berwajib,” tegasnya.

Pentas dangdut menjadi salah satu lokasi favorit para penjual minuman keras untuk menjajakan dagangannya. Menurut sejumlah penggemar dangdut, kebiasaan ini tidak hanya terjadi di Soronini saja, tetapi hampir merata di banyak kawasan.

“Kalau miras di tempat danggutan itu sudah umum (marak). Di banyak tempat juga begitu. Bagi sebagian orang, menikmati musik dangdut akan lebih syahdu jika sudah minum,” kata Sumarlin (29), salah satu pemuda desa setempat. (jay)