fbpx

BURSA KUKM JADI PENUNTAS PROGRAM 1 OPD 1 DESA DAMPINGAN

Penutupan Bursa KUKM di GOR Satria, Minggu (14/05/2023).

Purwokerto, BLORANEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan fasilitasi pengembangan ekonomi dari hulu sampai hilir kepada desa-desa yang didampingi Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sejak 2018. Setelah memberikan sarana prasana, pelatihan dan pendampingan, Pemprov Jateng juga mewadahi UKM desa dampingan memamerkan produknya dalam Bursa Koperasi Usaha Kecil Menengah.

“Ini sebetulnya adalah rangkaian program Provinsi Jateng, yaitu masing-masing OPD ada desa dampingan. Jadi teman-teman OPD kemarin sudah mendampingi, sudah membantu teman-teman UKM di desa dampingan, cara membuat produk dan sebagainya, yang sering kita ketinggalan adalah bagaimana mempertemukan produk tersebut dengan usernya, dengan konsumennya. Jadi momentum ini adalah mempertemukan, dari teman-teman UMKM di desa dampingan dengan para pembeli,” jelas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat menghadiri penutupan Bursa KUKM di GOR Satria, Minggu (14/05/2023).

Lewat fasilitasi pemasaran yang diberikan, lanjut sekda, berjalannya program 1 OPD 1 desa dampingan akan tuntas. Sebab, setelah menemukan pembeli, maka peluang untuk terjadi transaksi selanjutnya lebih terbuka.

Sekda Sumarno berpandangan, PR selanjutnya yang masih harus digarap adalah membantu pelaku UMKM untuk bisa berjualan di marketplace. Ketika pelaku UMKM masuk di marketplace, maka perlu menyiapkan admin. Admin ini perlu mendapatkan pelatihan.

“Dan kita masih punya PR, bagaimana kita membantu teman-teman UMKM kita untuk bisa berjualan di market place ya. Karena market place memang butuh admin, sehingga perlu pelatihan-pelatihan yang harus dilakukan. Kita juga minta teman-teman UMKM sudah mengikuti era sekarang, bahwa pembelian tidak memakai uang (fisik) lagi. Sudah ada QRIS. Udah ada transfer. Itu yang kita dorong,” urainya.

Disinggung soal transaksi yang dibukukan, Sekda menuturkan sudah lebih dari Rp 500 juta. Transaksi itu tergolong besar, karena nilai produk yang dijual kecil. Mulai dari Rp 10.000

“Transaksinya ini memang produknya kecil-kecil ya. Harganya paling ada Rp 10.000, Rp 50.000. Tapi, secara omzet sudah diambil 500 juta sendiri, sudah lebih. Ini secara volume, sudah cukup besar kalau dengan nilai produk-produk yang dijual,” tuturnya.

Sekda menilai, penyelenggaraan Bursa KUKM berhasil menyedot antusias masyarakat untuk berkunjung. Ribuan pengunjung memadati sekitar 200 tenant. Sekda berharap, Bursa KUKM mampu mengakselerasi para pelaku UMKM di Jateng untuk berkembang.

Bupati Banyumas Achmad Husein juga berpendapat bahwa Bursa KUKM menjadi cara cerdas dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Banyumas merasakan dampaknya secara nyata.

“Perputaran ekonomi di Banyumas naik tinggi. Hotel-hotel penuh, kuliner habis, pariwisata juga naik, sehingga ini sangat bermanfaat sekali program seperti ini dari provinsi,” ungkapnya.

Sebelum menghadiri penutupan Bursa KUKM, Sekda Sumarno bersepeda, menikmati pagi di Purwokerto. Didampingi istrinya Indah dan Sekda Banyumas Wahyu Budi Saptono, mereka bersepeda sejauh 15,6 KM. Start dari halaman Pendapa Si Panji pada pukul 06.00 WIB, rombongan goweser tiba di finish pukul 07.15 WIB di Halaman Menara Pandang Teratai.

Setelah beristirahat sejenak, Sekda tidak ingin melewatkan menikmati ikon baru Kota Satria tersebut. Naik ke lantai 5, Sekda dan rombongan melihat indahnya Gunung Slamet dan Kota Purwokerto di ketinggian lebih dari 100 meter. Sekda juga menjajal jembatan kaca yang ada di lantai tiga setinggi sekitar 80 meter. Kesan melintasi jembatan kaca, cukup mendebarkan. (KJ)