BUPATI SAMPAIKAN BEBAN TERBERAT PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK KARANGNONGKO

BUPATI SAMPAIKAN BEBAN TERBERAT PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK KARANGNONGKO
Bupati Blora, Arief Rohman Pimpin rakor.

Blora – Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan beban terberat dalam pembangunan bendung gerak Karangnongko adalah bedol desa. Hal itu disampaikannya saat memimpin rakor tim percepatan pembangunan bendung gerak Karangnongko di ruang pertemuan Bappeda, Senin (08/03).

Dalam rakor tersebut, Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati melaporkan bahwa telah tersusun draft tim percepatan pembangunan bendung gerak Karangnongko.

“Draft tim percepatan pembangunan bendung gerak karangnongko sudah terbentuk. Mohon arahan sehingga tim ini bisa segera berkoordinasi dan melakukan konsolidasi dengan tim dari BBWS,” ucap Etik.

Sementara itu, Bupati Blora menyampaikan bahwa tugas terberat dari tim percepatan pembangunan bendung gerak karangnongko ini adalah tim yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Terkait pembangunan rumah, perlu dilakukan pendekatan dan harus ada kepastian.

“Yang terpenting kita perlu bicara soal relokasi warga ini mau kemana. Harus ada kepastian dan ini segera. Perlu membahas skema-skema soal relokasi warga kita,” kata Arief Rohman.

Bupati mengingatkan bahwa proyek strategis nasional ini merupakan yang pertama di Blora. Selain manfaat air baku bagi masyarakat, dampak sosial terbesarnya adalah bedol desa.

“Sekali lagi beban terberat atas proyek ini adalah Kabupaten Blora, dimana harus bedol desa. Tolong serap aspirasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan kalau bisa buat surat sehingga menjadi acuan saya untuk koordinasi dengan Kementerian LHK dan Kementerian Kehutanan, agar masyarakat tidak galau,” pesannya.

Lebih lanjut, Bupati mengajak semua pihak untuk menyukseskan proyek strategis nasional ini. 

“PR kita bersama adalah bagaimana mensukseskan proyek ini dengan kondisi masyarakat tetap kondusif,”pungkasnya.

Untuk diketahui, Pemerintah Pusat akan membangun bendung gerak Karangnongko dengan tipe concrete gravity yang terletak di Bengawan Solo. Bendungan ini rencananya akan memiliki daya tampung efektif sebesar 59,1 juta m3 dengan daerah tangkapan seluas 10,03 km2.

Rencana pembangunan bendung gerak Karangnongko ini akan berdampak di 2 wilayah, yakni Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora. Di Bojonegoro terdapat 2 desa yang terdampak, yakni desa Ngelo dan Kalangan Kecamatan Margomulyo. Sedangkan di wilayah Kabupaten Blora akan berdampak di 5 desa wilayah Kecamatan Kradenan, yakni desa Mendenrejo, Ngrawoh, Nginggil, Nglebak dan Megeri. (Jay)