Blora- Bupati Blora Djoko Nugroho mengatakan pengelolaan sumur minyak tua di Blora, merupakan role model pengelolaan pengelolaan sumur minyak terbaik dan paling patuh regulasi. Pengelolaan dilakukan melalui BUMD dan masyarakat penambang lokal.
Pernyataan ini disampaikan Bupati Djoko Nugroho saat menerima kunjungan Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (30/01) kemarin. Di sisi lain, Bupati juga mengakui Blora masih tertinggal dalam pengelolaan jaringan gas rumah tangga, atau city gas.
“Pengelolaan sumur minyak tua kita merupakan yang terbaik dan paling patuh terhadap regulasi sehingga daerah melalui BUMD dan masyarakat penambang lokal diberikan izin dari Pertamina untuk mengelolanya,” ucap Bupati di Pendopo Rumah Dinasnya.
Pengelolaan sumur minyak tua di Blora, dilaksanakan oleh BUMD PT Blora Patra Energi (BPE). Perusahaan ini mulai dipercaya oleh Pertamina dan mengantongi izin pengelolaan sumur minyak tua pada tahun 2017 lalu.
Agar pengelolaan sumur minyak tua ini bisa menyerap tenaga kerja lokal sekitar tambang, maka BUMD ini sengaja memakai sistem timba memakai tripod atau menara kaki tiga. Jika ditimba dengan mesin maka akan minim pekerja.
Sementara itu, Direktur PT BPE, Chritian Prasetya menjelaskan, pihaknya telah mengelola 196 titik sumur. Selama satu tahun di 2018 kemarin telah berhasil menaikkan minyak sebanyak 9.290.890 liter atau 58,430 barrel.
“Jika dirata rata setiap bulan menghasilkan minyak 775.000 liter atau 4,870 barrel. PT BPE didirikan berdasarkan regulasi, mulai Permen ESDM hingga Perbup,” jelas Christian.
Di sisi lain, Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengaku kunjungan ini bertujuan menyaksikan secara langsng pengelolaan sumur minyak di Blora. Pasalnya, Pertamina tidak memberi kesempatan kepada warganya terkait pengelolaan sumur minyak tua di sana. (mus)