Blora – Selama 25 hari kedepan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Kabupaten Blora menggelar pelatihan membatik bagi 16 warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kabupaten Blora, Selasa (25/05).
Kepala UPTD BLK Blora, Amik Kristanti, menjelaskan, kegiatan dilaksanakan berasal dari anggaran cukai, dari APBD Kabupaten Blora 2021. Karena di tahun 2020 vakum tidak mendapatkan anggaran.
“Dari anggaran cukai, kita diarahkan ke sini (rutan-red), sebelumnya di Geneng, Jepon, Tapi yang jelas satu kegiatan bordir, besok Kamis (26/05/2021) untuk difabel dilaksanakan di BLK karena tak punya tempat khusus,” jelas Amik.
Amik mengungkapkan BLK Blora mendapatkan sembilan kegiatan, dengan waktu yang sudah ditentukan. Dari yang sudah dijalankan masih tersisa enam program yang belum ditentukan tempatnya.
“Untuk waktunya sudah ada, tinggal tempatnya, kita masih mencari-cari kira-kira mana yang tepat. Desa Adirejo juga nanti batik kayaknya. Untuk materi dan program ada otomotif, bordir, rias manten, salon, tata boga juga menjahit, untuk di Rutan ini berupa batik tulis dan cap,” ungkapnya.
Dengan pelatihan ini, dirinya berharap dapat menjadikan kemandirian untuk warga binaan setelah keluar dari rutan Blora.
“harapanya setelah mereka keluar dari Rutan Blora, mereka bisa diterima di dunia usaha, di dunia industri dan bisa mandiri,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Rutan Kelas II B Blora, Dedi Cahyadi,mengungkapkan ini adalah kali pertama kegiatan ini dilaksanakan selama masa kepemimpinannya.
“Ini perdana di Rutan selama saya memimpin, sebelumnya sudah pernah dilaksanakan pelatihan bengkel,” ungkap Dedi.
Selain pelatihan batik, di internal Rutan Kelas II B Blora, pihaknya melakukan pelatihan pembuatan meja dan kursi dari bahan akar kayu jati, kemudian kegiatan perikanan seperti lele dan nila.
“Untuk penjualan, masih di internal. Karena masih sedikit jumlah. Kalau ada keluarga dan masyarakat, juga petugas bisa kita kelola,” ucapnya.
Untuk pemasaran produk akar kayu jati, dia mengatakan ada beberapa perusahaan dan PT yang mencoba menawarkan kerjasama, tetapi mencari mereka yang punya kemampuan, hal itu dikarenakan akar kayu jati tidak semudah yang dibayangkan.
“Selain keahlian khusus, juga turun-temurun, seperti di Jepara. Jadi dilatih pun kalau gak punya seni dalam melukis ataupun membuat ukiran di patung itu, juga kesulitan,” ujarnya.
Dirinya sangat berterimakasih dengan BLK Blora dari 130 warga binaan Rutan Blora untuk bisa menjadi bekal keterampilan bagi mereka setelah bebas.
“Semoga bermanfaat bagi warga binaan dan bekal ketrampilan mereka, Mudah-mudahan bisa mendapatkan hasil yang bagus ketika nanti mereka sudah bebas dari Rutan Blora,” pungkasnya. (Spt)