fbpx

BIADAP, PELAJAR DIFABEL DI BLORA DIPERKOSA 7 PEMUDA, KINI HAMIL 7 BULAN

Ilustrasi
Ilustrasi

Blora, Bloranews.com – Seorang pelajar di Blora menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh tuju pemuda, Korban kini tengah hamil tuju bulan.

Dari hasil pemeriksaan, korban tergolong difabel ringan. Kini, korban dan keluarga mendapat pendampingan dari LBH Kinasih bersama dinas terkait. Kasus tersebut saat ini telah ditangani Polres Blora. Masih dalam tahap penyelidikan. Sejumlah saksi dan korban telah diperiksa oleh polisi.

Menurut Agus Susanto, Direktur LBH Kinasih peristiwa ini bermula diketahui tetangga korban yang curiga dengan kondisi tubuh pelajar tersebut. 

“Kemudian korban dipanggil dan diperiksa. Untuk membuktikan kecurigaan tersebut, korban dibawa ke puskesmas untuk diperiksa bidan,” kata dia, Senin (9/10)

Mengetahui anaknya yang masih duduk di bangku SMP itu tengah mengandung, Orang tua korban melaporkan perisgiwa tersebut ke polisi.

“Kemudian ditemani tetangga, orang tua korban melaporkannya ke polisi pada September 2023. Sekarang tengah ditangani oleh unit PPA Satreskrim Blora,” beber Agus.

Lanjut Agus, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian, terungkap sebanyak tujuh orang telah memerkosa korban pada waktu dan tempat yang berbeda. Ada salah satu orang yang tega melakukannya sebanyak sembilan kali.

Menurutnya, Perkembangan terbaru, satu pelaku dicurigai telah melarikan diri. Sebab, beberapa hari pasca mencuatnya kasus itu, terduga pelaku tidak ada lagi beraktivitas.

“Kami meminta, pihak polres segera menangkap pelaku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” ujar Agus.

Dirinya menjelaskan, jika situasi lingkungan korban butuh perhatian serius. Sebab, sebagian pelaku yang dicurigai masih berkeliaran. Tanpa merasa bersalah, terduga pelaku masih melakukan aktivitas seperti biasanya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi, mengaku telah melakukan pendampingan terhadap korban, Pihaknya telah menurunkan tim untuk setiap saat memantau korban.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak sekolah. Supaya korban ini tidak kehilangan haknya sebagai pelajar. Termasuk teknis pembelajaran kepada korban,” ungkap Luluk. (Dj)