fbpx
Adv  

BERBURU RUPIAH DI HUTAN BLORA: MUSIM UNGKER JADI LADANG REZEKI WARGA

Foto : warga mencari ungker dihutan jati Blora Randublatung.

Blora, BLORANEWS.COM – Musim ungker atau kepompong ulat jati tiba, menjadi momen bagi sebagian warga Blora untuk berburu rezeki di hutan jati yang tersebar di wilayah Randublatung dan sekitarnya.

Berseminya daun pohon jati di kawasan hutan ini menjadi tanda bahwa musim ungker telah datang, membawa harapan bagi para pemburu lokal untuk menambah penghasilan dengan mencari kepompong yang banyak diminati. 

Beberapa warga di sekitar hutan jati berbondong-bondong masuk hutan untuk mengumpulkan ungker, baik untuk dijual maupun dimasak sendiri. Namun, karena ketersediaannya yang masih sedikit, harga ungker saat ini cukup tinggi di pasaran.

Para pencari ungker harus teliti dan berhati-hati di bawah rindang pohon jati. Di antara daun-daun yang berguguran, mereka mengais dan mengumpulkan kepompong-kepompong kecil tersebut untuk kemudian dibawa pulang. 

“Tidak sampai dapat 1 kg. Saat ini takarannya per gelas (1 ons) dibungkus daun jati. Saya jual Rp20.000/gelas kecil. Ungker ini baru ambil, bisa dimasak untuk lauk,” kata Parmi, pencari ungker asal Ngliron, Kecamatan Randublatung, Sabtu (9/11/2024). 

Beberapa pencari lainnya, seperti Sarti, menjual hasil tangkapan langsung di pinggir jalan, dan biasanya dagangannya selalu habis terjual.

Para pemburu ungker biasanya berangkat pada pagi hari dan kembali menjelang sore, membawa hasil buruan yang sudah dibungkus daun jati. 

Mereka menawarkannya kepada para pengendara yang melintas di sepanjang jalan hutan Blora, seperti jalur Blora-Cepu dan Blora-Randublatung.

Menurut Sarti, pencarian ungker lebih mudah ketika cuaca bergantian antara panas dan hujan. Musim ini, hampir seluruh area hutan di Blora menjadi incaran para pemburu ungker karena daun-daun jati banyak yang habis dimakan ulat.

Ucup, salah seorang pembeli ungker, mengakui meski harganya tinggi, ia tetap membeli karena menggemari cita rasa unik ungker.

“Mikir juga sih, harganya mahal. Tapi karena ingin makan ungker, ya tetap beli,” ujarnya.

Ungker adalah salah satu hidangan khas Blora yang digemari. Namun, karena hanya muncul di musim peralihan, ungker tidak selalu tersedia sepanjang tahun. 

Biasanya, musim ungker berlangsung selama beberapa minggu, dan penggemarnya tak ingin melewatkan kesempatan mencicipinya.

“Rasanya gurih dan lezat. Kalau dimasak dengan bumbu yang pas, pasti nambah terus,” kata Ucup.

Meski demikian, bagi yang rentan alergi, mengonsumsi ungker bisa menyebabkan gatal di seluruh tubuh.

Maka, mereka yang alergi disarankan menghindari makanan ini atau menyiapkan obat anti-alergi jika ingin mencobanya. (Humas Pemkab Blora)