fbpx

BENGAWAN SOLO TERCEMAR, WARGA PLADU IKAN MABUK

Warga menunjukkan ikan hasil Pladu di Bengawan Solo
Warga menunjukkan ikan hasil Pladu di Bengawan Solo

Kedungtuban- Pencemaran air di Bengawan Solo menjadi ‘berkah’ tersendiri bagi warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut. Pasalnya, pencemaran air sungai mengakibatkan ikan-ikan di aliran tersebut mabuk dan mengambang ke permukaan.

 

Warga menunjukkan ikan hasil Pladu di Bengawan Solo
Warga menunjukkan ikan hasil Pladu di Bengawan Solo

 

“Warga sini menyebutnya dengan nama Pladu, memungut ikan-ikan yang mabuk dan mengambang,” terang Rokim, warga Desa Panolan Kecamatan kedungtuban yang terletak di tepi Bengawan Solo, Selasa (10/09).

Oleh warga setempat, ikan hasil Pladu tersebut dibawa pulang dan dimasak. Mereka tidak merasa khawatir dengan kemungkinan ikan-ikan ini terkontaminasi zat beracun. Ada juga, warga yang menjual ikan hasil pladu tersebut.

“Masalah limbah memang mengkhawatirkan, tapi habis makan ikan hasil Pladu, tidak apa-apa. Tidak sakit,” imbuhnya.

Di puncak musim kemarau, saat debet air di Bengawan Solo mulai surut, biasanya Pladu makin marak. Tradisi ini telah berjalan sejak lama, dulunya ikan mabuk dan mengambang lantaran endapan lumpur bengawan.

Terkait hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menghimbau warga agar tidak mengkonsumsi ikan-ikan mabuk tersebut. Dikhawatirkan, ikan tersebut mengandung zat berbahaya yang akan mengancam kesehatan warga.

“Ikan yang mengandung polutan organik dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh. Tetapi untuk mengetahui ikan yang mati itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya tentunya harus melalui uji laboratorium,” terang Plt kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto. (jay)