Blora- Tiga kecamatan di Kabupaten Blora selatan mengalami banjir dan tanah longsor. Tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cepu, Kradenan, dan Randublatung. Akibat kejadian ini, sejumlah pemukiman warga terancam menjadi korban longsoran.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Agung Tri menyampaikan, pada Sabtu (11/04) hujan deras mengguyur di tiga kecamatan tersebut. Sehingga debit air sungai meningkat dan mengakibatkan longsor di pemukiman warga.
“Akibat hujan deras, tiga sungai mengalami debit air meningkat sehingga menggerus tanah yang mengakibatkan longsor. Diantaranya di Cepu Sungai Bacin, Kradenan Sungai Wulung, dan Randublating Anak Sungai Wulung,” terang Agung.
Lebih lanjut, Agung memaparkan beberapa korban yang menjadi korban tanah longsor, diantaranya sebagai berikut,
Kecamatan Cepu, rumah milik Sutardi (67), Kelurahan Cepu Rt 04 Rw 02, kerusakan rumah bagian belakang (kamar tidur, kamar mandi dan dapur) longsor dengan lebar 10 meter, panjang 10 meter kedalaman 8 meter.
Rumah milik Adi prasojo (40), Kelurahan Cepu Rt 04 Rw 02 ,Kelurahan cepu kerusakan rumah bagian belakang (dapur,kamar mandi, kamar) longsor bersama satu dapur bambu ukuran besar.
Kecamatan Kradenan Desa Sumber Rt 01 Rw 01, akibat meluapnya sungai wulung pada tanggal 10 april 2020 mengakibatkan longsor dengan panjang longsor 80 meter, lebar 5-7 meterdan kedalaman 8 meter. Berpotensi mengancam pemukiman warga diantaranya :
Masri (40) pekerjaan jarak longsoran dengan rumah 2 meter, Trimo (55) jarak longsoran dengan rumah 2 meter, Warsito (30) jarak longsoran dengan rumah 2 meter, Padang (60) jarak longsoran dengan rumah 2 meter, Sumarkah (60) jarak longsoran dengan rumah 2 meter, Sarwi(60) jarak longsoran dengan rumah 8 meter, Muji (60) jarak longsoran dengan rumah 1 meter.
Dan terakhir Kecamatan Randublatung Desa Sambongwangan Rt 01 Rw 04 rumah milik Bati (53) jarak longsoran dengan rumah 2,5 meter,
panjang longsoran sekitar 20 meter, dan
lebar longsoran 5 meter.(Jyk)