Untuk pembangunan tahun 2020 nanti, kebutuhan fasilitas air side/sisi udara adalah runway 1400 m x 30 m, runway strip 1520 m x 90 m, run end safety area (resa) 60 m x 90 m, taxiway 150 m x 23m, apron 80 m x 60 m, untuk 2 pesawat. sedangkan pesawat terbesar sejenis ATR 72-600, aerodrome reference code: 4C, kategori operasi runway adalah non instrumen.
Sedangkan tahun ini, 2019, perpanjangan runway 300 m x 30 m, rekonstruksi runway, taxiway termasuk marking. jadi untuk akhir tahun 2019 sudah bisa di darati pesawat charter sejenis, Cesna, CN-235 dan ATR 42. Namun demikian dengan runway 1200 m juga bisa didarati pesawat ATR 72 denga beban terbatas, terutama cargo/bagasinya, restricted take off weight (RTWO)
Sebagai informasi, runway adalah sebuah wilayah berbentuk persegi panjang pada permukaan tanah bandara, yang disiapkan untuk pesawat take off/lepas landas dan landing/mendarat. Sedangkan runway strip adalah sebuah wilayah tertentu runway dan stopway, bila tersedia, yang ditujukan untuk: mengurangi risiko kerusakan bila pesawat meluncur keluar runway, melindungi pesawat yang terbang diatasnya saat beroperasi lepas landas atau pendaratan.
Kemudian, Resa adalah sebuah wilayah simetris dari perpanjangan garis tengah runway dan berdekatan dengan ujung runway strip, ditujukan terutama untuk mengurangi resiko kerusakan bila pesawat undershooting (mendarat sebelum mencapai runway) atau overrunning (mendarat melebihi runway).
Sedangkan taxiway adalah suatu jalur tertentu di permukaan bandara yang dibangun untuk pesawat taxiing (meluncur di taxiway) dan ditujukan untuk menjadi penghubung antara satu bagian dan bagian lainnya di bandara.
Kemudian, Apron adalah suatu wilayah tertentu pada tanah bandar udara yang ditujukan untuk mengkamodasi pesawat untuk kepentingan menaikkan dan menurunkan penumpang, surat atau kargo, serta untuk mengisi bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat. Sedangkan, Aerodrome Reference Code adalah merupakan gabungan code number ICAO (International Civil Aviation Organization) dan code letter ICAO.
Tentang Penulis: Djati Walujastono adalah anggota tim Reaktifasi Percepatan Pembangunan Bandara Ngloram Cepu, Kabupaten Bloraopin
*Opini di atas adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi Bloranews.com