Manusia kini sedang menapaki era yang penuh dengan kepalsuan. Satu era dimana kebenaran absolut telah digantikan oleh kebenaran relatif. Dan menurut perspektif postmodernisme, faktor penyebabnya ialah bahasa.
Menurut pemikir postmo, bahasa telah berhasil menghilangkan kebenaran absolut dan sukses melahirkan rekayasa kebenaran. Teori ini telah ditangkap dan dipraktikkan langsung oleh penguasa. Penguasa dengan segala kedigdayaannya telah berhasil mencipta kebenaran melalui bahasanya. Dengan sarana yang komplit, penyebaran bahasa menjadi sangat mudah nan sepele.
Bagi penguasa; Pers, media sosial dan pendidikan merupakan sarana pokok penyebaran bahasa guna merekayasa kebenaran. Alurnya ialah, kekuasaan memproduksi bahasa kemudian disebarkan melalui sarananya lalu dikonsumsi massa dan endingnya rekayasa kebenaran tercipta. Jadi bagi penguasa, merekayasa kebenaran tidaklah sesulit memenjarakan koruptor.
Sebagai contoh, di kota saya (Blora tercinta) dianggap sedang baik-baik saja, seolah tidak ada masalah sama sekali. Namun ketika saya interaksi dengan petani, yang ada hanyalah kegelisahan petani dan kecurangan para elite. Situasi semacam ini merupakan hasil rekayasa kebenaran penguasa. Alurnya, penguasa memproduksi bahasa (Blora sedang baik-baik saja), kemudian disebar melalui sarananya (pers, medsos, pendidikan), lalu dikonsumsi massa (proses hegemoni pikiran) dan akhirnya rekayasa kebenaranpun tercipta. Suatu bentuk kecerdasan yang amat keji bukan!
Tentang penulis: Mohammad Sodikhin Kasravi adalah kreator opini Bloranews.com