Blora, BLORANEWS – Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora yang didampingi Bupati Blora Arief Rohman melakukan audiensi dengan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Bayu Krisnamurthi guna menyoal nasib petani tebu di Blora.
Dalam mengawali audiensi yang dikemas dengan suasana kekeluargaan, kebersamaan dan kegembiraan Bupati Blora menyampaikan ucapan terimakasih atas diterimanya rombongan sebagian pengurus APTRI yang ingin memperoleh pencerahan,solusi dan kebijakan langsung dari bapak Dirut Bolog terhadap berbagai persoalan dan permasalahan pertebuan yang dialami para petani tebu dengan pihak managemen PT GMM Bulog di Kabupaten Blora.
Bupati sangat berharap agar kejayaan PT GMM Bulog yang pernah menjadi kiblat pertebuan di tingkat Nasional kembali berjaya lagi dan para petani tebu Blora bisa merasakan manisnya rasa gula serta meningkatnya kesejahteraan mereka.
Ketua APTRI Blora Sunoto, mengukapkan managemen kemitraan antara para petani tebu dengan pihak Direksi PT GMM Bulog belum sesuai harapan seperti yang pernah dirasakan ketika masa kepemimpinan Dirut PT GMM era Lie Kamajaya dan Dirut PT GMM Bulog zaman Rahmad Pambudi.
“Utamanya yang menyangkut upaya penyediaan bibit unggul bagi para petani tebu yang masak awal, tengah dan akhir,” ucapnya.
Kemudian, langkah terobosan untuk memperoleh pupuk yang mencukupi dan tepat waktu sesuai masa pemeliharaan tebu.
Disamping ikhtiar untuk mengucurkan dana usaha tani tebu dari pihak perbankan dimana pihak pabrik gula siap menjadi avalis.
“Termasuk berbagai kiprah dalam memperluas areal tebu di wilayah perhutanan,” ujarnya.
Sementara dari sekretaris APTRI Anton Sudibdyo menuturkan secara blak-blakan yang ditumpahkan kepada Bayu Krisnamurthi tentang memori masa lalu saat acara seremonial akan dimulainya pembangunan pabrik gula Gendis Multi Manis di Todanan Blora.
Ia mengingatkan dulu ketika pabrik gula GMM dibangun saat itu Dirut hadir sebagai Wakil Menteri Perdagangan dan sosok seorang pemimpin asli Blora yang sukses.
“Beliau mengucapkan kedepan PG GMM akan memberi peningkatan kesejahteraan bagi para petani tebu dan akan berdampak positif terhadap terwujudnya Blora Kuncara,” kata Anton.
Namun setelah berjalannya waktu sekarang kondisinya belum memberi kontribusi positif bagi peningkatan pendapatan petani tebu bahkan sangat memprihatinkan, indikasinya masih banyak petani tebu yang menjual produksi tebunya keluar dari Kabupaten Blora.
Kinerja pencapaian rendemen rendah dan sering mesin pabrik gula mengalami kerusakan.
Anton sangat mengharapkan PG GMM Bulog dapat dikelola oleh orang-orang yang memiliki profesional dalam mengelola managemen pertebuan dan memiliki integritas dan kapabilitas yang mumpuni dan bisa membangun komunikasi yang ramah lingkungan dengan wong cilik/petani tebu.
Sebelum mengakhiri orasi Anton menyodorkan buku album kenangan kepada bapak Dirut Bulog saat peletakan batu pertama berdirinya Pabrik Gula GMM sambil mensitir bait lagu dulu yang mengawali dan sekarang mengakhiri.
“Dengan harapan Bapak Bayu Krisnamurthi mampu menciptakan PT GMM Bulog menjadi pabrik gula yang dapat menjadi teladan dalam pengelolaan tebu di tingkat Nasional dan menjadikan petani tebu sejahtera,” ungkapnya.
Bambang Sulistya, selaku penasehat APTRI mengajukan tiga hal pesan yang didapatkan dari arus bawah.
“Pertama, budaya yang selama ini mulai diabaikan oleh pihak managemen PT GMM Bulog agar dihidupkan kembali prosesi budaya yang biasanya dilakukan sebelum pabrik gula melaksanakan proses penggilingan tebu,” kata Bambang.
Tentu dengan harapan agar masyarakat terhibur dan proses giling berjalan lancar tidak mengalami gangguan kerusakan mesin giling.
Kedua, mohon agar para petani tebu bisa memperoleh Coporate Social Responsibility (CSR) dari PT. GMM Bulog berupa barang bersifat produktif yang mendukung keberhasilan dalam berusahatani tebu seperti alat tranportasi tebu, pengolahan lahan dan alat pompa air.
Ketiga, guna menumbuhkan spirit baru bagi para petani tebu yang saat ini masih meninggalkan agunan sertifikat tanah untuk tunggakan kredit sebesar Rp3 miliar agar mendapat solusi yang bijaksana dari Bapak Dirut Bulog apalagi bisa diambil keputusan kebijakan pemutihan kredit.
Berbagai masukan para pengurus APTRI ternyata memperoleh respon positif dari Dirut Bulog diantaranya sebagai berikut:Ia menginformasikan kondisi yang saat ini terjadi di PTGMM Bulog yang perlu mendapatkan penangan yang serius dan secara totalitas utamanya mengenahi persoalan beban masa lalu dan saat ini yang harus dituntaskan dengan pihak perbankan.
Ia sedang mengupayakan solusinya mudah mudahan persoalan tersebut segera selasai.
Secara vulgar mempertanyakan siapa yang salah sehingga bisa terjadi persoalan yang dilematis dan kritis di PT GMM Bulog ?
Ia menjawab sendiri tak ada yang salah karena semuanya sebagai dampak dari kebijakan politis.
Dirut Bulog mengucapkan terimakasih atas berbagai masukan dan akan segera ditindak lanjuti.
Pihak Bulog siap mengantarkan pengurus APTRI ke pihak pabrikan untuk mendapatkan jatah pupuk sesuai kebutuhan petani tebu dan tepat waktu, serta siap memfasilitasi untuk berkujung ke tempat sumber pembibitan varietas bibit unggul tebu.
Berkaitan dengan dana untuk usahatani tebu Ia menyanggupi akan mengkomunikasikan dan menghadirkan pihak perbankan untuk memberi fasilitas pendanaan. Untuk kegiatan perluasan tebu di lahan hutan segera akan dihubungi dengan pihak Perhutani.
Sementara secara jujur dan terbuka Krisna Murthi menjawab mengenahi bantuan CSR dari PT. GMM Bulog belum dimungkinkan. Namun akan diupayakan dibantu dari CSR Bulog kepada para petani tebu.
Pertemuan diakhiri dengan penyerahan buah tangan dari Bupati ke Dirut Bulog dan seusai foto bersama rombongan pengurus APTRI Blora mendapat pelayan istimewa dari Sekretaris Bulog.
Sedangkan kesan dari Ngaliman Kepala DP4 Blora bahwa audensi para pengurus APTRI ke Dirut Bulog perlu mendapatkan apresiasi positif dan sangat memberikan harapan yang menggemberikan bagi peningkatan kesejahteraan para petani di bumi Blora. (Dj)