fbpx

SAMBUT MUSIM HUJAN, WARGA SUMBERPITU CEPU GELAR MANGANAN

Ritual Manganan di Pundung Gong Desa Sumberpitu Kecamatan Cepu, Jumat (25/11).

Cepu – Ratusan warga Desa Sumberpitu Kecamatan Cepu menggelar ritual Manganan di salah satu punden (tempat yang dikeramatkan) tertua di desa setempat, Jumat (25/11). Acara adat ini,dilaksanakan untuk menyambut datangnya musim penghujan tahun ini, dan dipimpin tokoh agama setempat.

Hadir dalam acara adat tersebut, Kepala Desa Sumberpitu Cepu Suyatno didampingi perangkat desa setempat. Tepat di bawah pohon tua di Pundung Gong, tikar dihamparkan dan diatasnya disajikan sejumlah perlengkapan ritual berupa ambeng (sajian manganan) beralaskan daun pisang dan daun jati. Hidangan ini, dipersiapkan secara sukarela oleh warga setempat.

 

Ritual Manganan di Pundung Gong Desa Sumberpitu Kecamatan Cepu, Jumat (25/11).

 

PLD (Pendamping Lokal Desa) Sumberpitu Cepu, Bariman mengatakan secara adat, ritual ini dinamakan dengan Labohan.

Seperti diketahui, orang jawa mengenal adanya tiga musim yang mengacu pada frekuensi curah hujan yang ada. Musim ketigo (musim kering), ditandai dengan tidak adanya hujan untuk jangka waktu tertentu. Pada musim ini, petani jawa menanam jagung dan komoditas pertanian lainnya yang tidak membutuhkan banyak air.

Musim Laboh, yaitu musim antara musim ketigo dan musim rending (musim penghujan), ditandai dengan adanya hujan namun tidak sering, kadang hujan dan kadang tidak. Di musim ini petani jawa menanam tanaman hortikultura semacam tomat, cabai dan terong. Ada pula yang menanam berbagai jenis kacang-kacangan.

Musim rendeng, ditandai dengan seringnya hujan turun. Air yang berlimpah membuat petani berani menanam padi.

Ritual Labohan ini, menutup musim Laboh dan menyambut datangnya musim penghujan. Diharapkan, dengan ritual ini masyarakat yang sedang menanam  padi mendapatkan hasil yang memuaskan.

Reporter : Nurkholis