Semarang, BLORANEWS.COM – Jawa Tengah mencatat deflasi sebesar -0,46 persen pada Januari 2025 secara bulanan (month-to-month/M-to-M), dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk diskon tarif listrik 50 persen dan insentif pajak kendaraan bermotor.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, saat rilis daring terkait Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), Senin (3/2/2025).
“Deflasi sebesar 0,46 persen ini menjadi yang pertama dalam sembilan tahun terakhir. Terakhir kali Jawa Tengah mengalami deflasi pada Januari 2015,” jelas Endang.
Endang mengungkapkan bahwa penurunan harga dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah diskon tarif listrik yang diberlakukan untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 Volt-Ampere hingga 2.200 Volt-Ampere, yang berlaku dari Januari hingga Februari 2025.
“Diskon tarif listrik ini memberi kontribusi signifikan terhadap deflasi Januari 2025, disusul oleh panen raya bawang merah di sentra produksi, serta penurunan harga telur ayam ras setelah lonjakan permintaan selama libur Natal dan Tahun Baru,” paparnya.
Selain itu, penurunan harga mobil sebesar 0,75 persen juga turut berkontribusi. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya mengalami kenaikan 1,96 persen pada Desember 2024, dipengaruhi oleh diskon dari beberapa dealer mobil serta insentif berupa relaksasi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga Maret 2025.
Meskipun mengalami deflasi secara bulanan, Jawa Tengah tetap mencatat inflasi secara tahunan (year-on-year/Y-on-Y).
Inflasi Januari 2025 dibandingkan Januari 2024 tercatat sebesar 1,28 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,69 persen.
“Inflasi tahunan ini didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan kontribusi terbesar,” tutupnya.
BPS juga mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,58. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal dengan angka 1,76 persen dan IHK sebesar 107,04. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Purwokerto sebesar 1,02 persen dengan IHK 105,59.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tekanan harga di beberapa sektor, kebijakan pemerintah terkait insentif fiskal dan pengelolaan pasokan pangan berhasil menjaga stabilitas harga di Jawa Tengah. (Zak)