fbpx
Adv  

MEMBRANDING USAHA EMPING MELINJO DI DUKUH GENDONGAN

Lina, salah satu warga Dukuh Gendongan yang masih menekuni usaha emping melinjo.

Tunjungan, BLORANEWS – Pemerintah Desa Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, Jawa Tengah terus berupaya membranding potensi desa yang digadang menjadi bisa ikon di wilayah setempat.

Salah satunya adalah usaha emping melinjo yang ditekuni sejumlah warga di Dukuh Gendongan Desa Kedungrejo.

“Masih ada ratusan pohon melinjo yang tumbuh subur di pekarangan warga dan berpotensi untuk dikembangkan untuk usaha, bahkan digadang bisa menjadi ikon dari Desa Kedungrejo,” kata Muhaji, Modin Desa Kedungrejo, Jumat (9/6/2023).

Hal itu, kata dia, sudah terbukti bahwa pesanan emping melinjo dari Dukuh Gendongan telah merambah pasaran. Apalagi didukung pernah diselenggarakan pelatihan pembuatan emping melinjo.

“Jadi bahannya cukup banyak, hanya saja pengelolaanya belum maksimal. Ditambah akses jalan juga kurang nyaman dilalui,” tambahnya.

Kepala Desa Kedungrejo Sutana membenarkan bahwa banyak potensi desa yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Salah satunya ya emping melinjo. Pohonnya banyak di Dukuh Gendongan sini. Jadi bahannya juga banyak, sumber daya manusianya juga banyak. Tapi ya itu, pembuatan emping melinjo masih manual dan tradisional dengan cara ditumbuk atau dipukul pelan-pelan, sehingga yang kami butuhkan saat ini adalah bantuan peralatan modern,” kata Sutana.

Peralatan modern itu dibutuhkan agar proses pembuatan emping melinjo bisa lebih cepat dan tidak mamakan waktu lama.

“Karena pegal linu akibat menumbuk melinjo, sebagian warga meninggalkan usaha emping melinjo. Bahkan buah melinjo (bahan) harganya murah, hanya Rp3.500,00/kg. Sebagian pemilik pohon malah membiarkan buah melinjo berjatuhan, sebagian ada mempersilahkan memetiknya bagi yang minat. Ini kan kasihan, ini potensi. Jadi kami butuh peralatan moderen,” ungkapnya.

Kalau ada alat yang moderen, mungkin yang biasanya dikerjakan satu hari bisa satu jam selesai dan bisa mengejar target. Sehingga pihaknya berharap kepedulian dari pihak terkait untuk bisa memberi perhatian secara serius.

Sementara itu Lina, salah satu warga Dukuh Gendongan yang masih menekuni usaha emping melinjo mengaku hasil penjualanya untuk menambah penghasilan keluarga.

“Saya sudah lama menekuni usaha emping melinjo, tapi ya harus sabar, kalau tangannya pegal ya istirahat. Untuk pesanan sebenarnya banyak. Sebagian emping melinjo yang sudah digoreng saya kemas dalam plastik, saya titipkan di toko. Harga emping melinjo mentah Rp70.000,00/kg,” kata Lina.

Ia mengakui, usaha emping melinjo sangat prospektif dikembangkan karena didukung populasi pohon melinjo yang mencapai ratusan di Dukuh Gendongan. (Dinkominfo Blora).