BLORANEWS – Bisnis percetakan di kota kecil seperti Blora menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha percetakan. Di situ mereka melayani berbagai macam percetakan, mulai dari foto pribadi, stiker, kartu nama, spanduk, baliho, banner dan sejenisnya. Percetakan di Blora hampir buka setiap hari, kecuali hari Minggu dan hari libur nasional. Bahkan terkadang mereka rela lembur apabila mendapat pesanan yang menumpuk. Misalnya pesanan baliho/spanduk/banner dari customor yang harus segera diambil karena akan segera di pasang.
Biasanya pemesanan baliho cukup dilakukan sekali dua kali saja, ketika baliho akan dipasang sebagai identitas warung, toko atau bisnis lainnya. Berbeda lagi dengan pesanan baliho di tahun politik, atau pesanan dari panitia penyelenggara rapat, bisa di pastikan baliho/spanduk ini tidak bertahan lama. Karena di situ akan tertera tanggal, yang otomatis juga ada masa berlakunya.
Percetakan hampir tiap hari mencetak pesanan, yang menjadi pertanyaan sampah baliho yang sempat perpasang lantas akan dibuang kemana? Padahal harga pemesanan baliho bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah. Bahan bakunyapun mahal yaitu media kosong yang siap di cetak sesuai pesanan. Karena itulah baliho bekas yang harusnya jadi sampah masih sayang kalau pada ahirnya di musnahkan dengan di bakar.
Baliho/spanduk/ banner berbahan dasar plastik yang sudah tidak terpakai menjadi tumpukan sampah yang semakin menggunung. Sampah plastik ini bisa di golongkan sampah non organik yang susah untuk di urai. Hanya dengan teknik daur ulang atau memakai kembali sampah yang tidak terpakai inilah, pemakaian sampah plastik bisa di minimalisir.
Kadang oleh masyarakat kita baliho bekas bisa di manfaatkan menjadi sesuatu yang berguna. Seperti alas meja, tirai pintu, menambal dinding yang bolong, dan masih banyak lagi. Baliho menjadi kunci suksesnya suatu kegiatan, di dalamnya disusun menggunakan kalimat formal, namun setelah acara selesai, baliho berubah peran menjadi sampah tiada guna.
Kita patut bangga terhadap karya anak bangsa yang terasah karena kreatifitasnya dalam mengolah sampah menjadi barang yang bernilai tinggi. Sampah plastik masuk kategori sampah bernilai ekonomis tinggi. Sehingga Untuk mendapatkan sampah-sampah ini tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Hanya melalui sistem jual beli para pengrajin bisa memperoleh sampah plastik dari pengepul.
Dari baliho kita belajar bahwa adakalanya kita bermanfaat sehingga posisi kita sangat dibutuhkan. Di sisi lain ada waktu baliho menjadi sampah apabila sudah tidak dipakai.
Tentang penulis: Siti Lestari adalah mantan ketua PC PMII Kabupaten Blora yang saat ini aktif mengelola Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan (Perempuan) Kinasih.
*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.