Kunduran – Bupati Blora, Arief Rohman mengikuti panen perdana padi organik dari kelompok tani Kadang Tani Sarwa Tulus yang dikembangkan oleh Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), Jumat (18/02) sore.
“Padi organik lebih menguntungkan bagi petani dan lebih sehat ketika dikonsumsi. Pupuknya lebih ramah lingkungan, tanpa pupuk kimia tingkat kesuburan tanah bisa kembali secara alami,” ucapnya di area persawahan Desa Sonokidul, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.
Ia menjelaskan, ada beberapa desayang mengembangkan padi organik diantaranya Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban binaan Pertamina dan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan binaan LPPNU. Ia berharap padi organik bisa dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Blora.
“ASN Pemkab Blora akan kita minta untuk mengkonsumsi beras organik, begitu juga seluruh rumah sakit dan Puskesmas se Kabupaten Blora yang memiliki rawat inap. Agar pasiennya cepat sembuh dan sehat, maka kita akan berikan beras yang sehat, beras organik,” tambahnya.
Hadir dalam acara panen perdana padi organik Rois Syuriah Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah, LPPNU dan Pengurus Cabang NU (PCNU) Blora serta bersama sejumlah petani Desa Sonokidul.
Diketahui harga gabah biasa kisaran Rp4500 per kilo, gabah organik Rp5.500 per kg dan bisa lebih, BUM Desa siap menampung hasil panen. Petani yang padinya dipanen, Handoko merasa sangat yakin dan optimis untuk melanjutkan penanaman padi organik.
“Tanam perdana ini variestasnya raja lele, hasilnya memang masih sama karena tanahnya sedang proses pemulihan. Namun yang jelas lebih sehat karena tidak pakai pupuk kimia. Saya yakin ke depan akan memperoleh hasil yang lebih baik,” ungkapnya. (Jam).