Ngawen – Ketua Grub Jedoran dari Desa Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Khomsin (64) memaparkan secara detil bagaimana memainkan alat musik Jedoran dan teknik ngelik (bersuara keras dan panjang).
“Kalau vokal itu bareng-bareng, jika ngelik tidak perlu bersamaan, ya harus disambung-sambung biar kuat. Kalau tidak gitu ya pedot kabeh suarane (suara putus semua, red),” paparnya, Minggu (23/01).
Lagu-lagu yang biasa dimainkan cukup banyak, meliputi Allahumasa, Ringin Kurung, Semarangan, Ijo-ijo, Caping Gunung, Ilahilas, Allah Ngawallah dan lain-lain. Teknik ngelik juga harus mengetahui kapan harus ngelik.
“Masalah ngelike, yang penting jangan tumbyuk (berbarengan), jika sana kok kelihatannya tidak kuat ngangkat maka disambung dengan yang lain. Sahut sahutan lah. Kalau tidak gitu ya pedot (tidak kuat) lagunya,” imbuhnya.
Terkait lagu yang dimainkan bisa macam-macam tergantung bisa tidaknya jika disesuaikan dengan Jedoran dan tergantung vokalisnya. Dalam dunia Jedoran ada empat alat musik pukul yang terbuat dari kulit hewan, diantaranya adalah Jedor, Terbang, Ketuntung dan Kendang.
“Di dalam memainkan Jedoran ada istilah Misani (pertama yang memainkan), Mindoni (kedua) dan Neloni (ketiga), untuk jedor itu disesuaikan. Para personilnya juga bisa semua, misalnya jika yang satu capek maka diganti dengan yang lain,” tandas Komsin. (Jam).