fbpx
OPINI  

DIBALIK VIRALNYA SALAH SATU LAGU TIKTOK

DIBALIK VIRALNYA SALAH SALAH SATU LAGU TIKTOK
Alfi Khoiru An Nisa

Slogan di rumah saja sudah tidak asing lagi ditelinga. Semenjak adanya virus covid-19 datang ke Indonesia slogan tersebut yang selalu tertera di berbagai tempat. Semua aktivitas haru dilakukan di rumah untuk menghindari penyebaran virus secara cepat. Sehingga hal tersebut membuat anak, remaja bahkan dewasa selalu disibukkan dengan gawainya masing-masing dengan membuka aplikasi yang disuka.

 

DIBALIK VIRALNYA SALAH SALAH SATU LAGU TIKTOK
Alfi Khoiru An Nisa

 

Salah satu aplikasi yang meningkat penggunanya yaitu TikTok. Aplikasi TikTok sebenarnya sudah rilis pada tahun 2017 lalu, akan tetapi dengan pengguna yang tidak banyak seperti saat ini. 

Aplikasi TikTok sudah diunduh oleh lebih dari 100 juta orang pada bulan Desember 2020. Dengan pengguna dari berbagai macam kalangan, mulai dari anak paud hingga orang dewasa pun membuka aplikasi ini dan jika berkenan membuat juga adalah hal wajar.

Jika seseorang ditanya mengenai apa saja isi dari TikTok, maka kebanyakan orang akan menjawab dengan benar. Isi dari TikTok yaitu berupa video pengguna dengan menggunakan backsound pilihan. Bahkan juga terdapat beberapa pengguna menggunakan backsound pribadi atau suaranya sendiri untuk mengisi backsound dalam videonya.

Berbagai macam musik bisa dijadikan backsound dalam aplikasi TikTok. Durasi musik dalam TikTok tidak akan panjang, melainkan hanya kisaran 15 detik sampai 45 detik. Jarang sekali pengguna memakai musik dengan durasi lebih dari itu. Karena bisa saja tidak menarik dan penonton akan merasa bosan melihatnya.

“Foto postingannya dengan yang aslinya berbeda..” bacanya tidak usah menggunakan nada ya.. hehehe. Siapa yang tidak tahu lagu ini? Para pengguna Tik Tok pasti familiar dengan lagu ini. Lagu ini berjudul ekspektasi yang sering digunakan untuk menjadi backsound dalam beberapa video. Sehingga tak jarang video dengan backsound ini muncul di FYP (For Your Page).

Dalam mengcopy lagu Ekspektasi, para pengguna Tik Tok belum benar-benar memahami makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Pengguna hanya terfokus pada kepopulerannya, dan keviralannya. Tanpa pikir panjang pengguna langsung menggunakan lagu tersebut agar dikira bisa mengikuti trend. Sebenarnya lagu yang berjudul ekspektasi ini mengandung makna ambuitas. 

Ambiguitas yaitu kata yang masih ada keraguan makna di dalamnya sehingga menimbulkan kekurang pahaman pada lagu tersebut. Dalam lagu ekspektasi ada beberapa kata yang mengandung kata ambiguitas yaitu pada kata “lebih dalam”, “dunia maya”, dan “dunia fana”. Kata pertama “lebih dalam” ini menjadi ambigu karena yang diukur adalah perasaan, perasaan itu tidak memiliki tolak ukur sehingga kata tersebut menjadi ambigu. 

Kata kedua yaitu “dunia maya”, apakah maya mempunyai dunia? Bukan, maya bukanlah nama seseorang melainkan sebutan untuk media elektronik dalam jaringan yang di dalamnya ada timbal balik. Dan yang ketiga yaitu dunia fana sama halnya dengan dunia maya, apakah Fana mempunyai dunia? Tidak bukan seperti itu maknanya, akan tetapi “dunia fana” simbol dari kehidupan yang tidak kekal.

Selain ambigu, lagu ekspektasi juga mengandung nonsense, tidak ada makna dan tidak mempunyai kata lain yang mampu untuk mewakili kata tersebut. Tentu para pengguna abai akan hal ini. 

Kata nonsense yang terdapat dalam lagu ini adalah “aa-aa” yang diulang 5 kali dan “wadaw” yang hanya muncul satu kali. Kedua kata tersebut terbukti tidak ada makna di dalamnya karena pada kata pertama yaitu “aa-aa” kata tersebut hanya mempunyai satu fon yaitu fon [a]. dan untuk kata kedua yaitu “wadaw” tidak memiliki makna meskipun kata tersebut terdiri dari 3 fon karena kata tersebut tidak terdapat dalam KBBI dan tidak ada satu bahasa pun yang bisa menjelaskan atau yang bersinonim dengan kata “wadaw” tersebut.

Menjadi konsumen aplikasi apapun hendaknya kita mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. masih baik dalam lagu ini masih memiliki makna yang bagus, bagaimana jika kata yang terdapat dalam lagu lain menjurus pada keburukan. Tentu kita harus pintar memilah dan memilih lagu yang akan didengar, dinyanyikan dijadikan backsound agar para pendengar atau penonton tidak salah paham dengan kita. Jadilah konsumen yang baik dan cerdas.

 

Tentang penulis : Alfi Khoiru An Nisa adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.