Blora – Kasus pelecehan seksual kepada anak dibawah umur terjadi di Dusun Brumbung Desa Tawangrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora. Kasus ini tengah ditangani oleh Polres Blora.
Kasatreskrim AKP Setiyanto ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
“Ya ada mas, sudah ditangani Polres Blora. Korban inisial MEL usia sekitar 6 tahun,” jawabnya. (08/11).
Pelaku AS (35) merupakan ayah tiri korban. Aksi bejat ini dilaporkan oleh ibu korban SY ke pihak kepolisian.
“Korban sedang menonton tv kemudian disuruh masuk ke dalam kamar oleh pelaku. Sedangkan pelapor ibu korban,” tambahnya.
M, Perempuan (30), tetangga korban kepada Bloranews menuturkan, pelaku merupakan kuli serabutan. Sebelum menikah dengan istrinya yang sekarang SY, pelaku sudah mempunyai satu anak laki-laki dari almarhumah istrinya yang meninggal 2 tahun yang lalu karena penyakit komplikasi.
Sekitar bulan Februari 2019, pelaku menikah dengan seorang janda (SY) dengan satu anak cewek/korban (MEL) yang saat ini berumur 7 tahun kelas 1 SD.
Dari pernikahan ini pelaku sudah mempunyai anak berjenis kelamin laki-laki berumur 6 bulan.
“Pelaku itu kuli serabutan, kerja di proyek iya di sawah iya, punya anak 1 cowok dari istri dulu yang sudah meninggal 2 tahun lalu,” jelasnya.
Perbuatan pelaku terbongkar, saat korban menangis waktu buang air kecil menahan rasa sakit pada kemaluannya. Curiga terjadi sesuatu, SY bertanya pada korban. Awalnya, korban tidak mau bercerita, namun akhirnya korban menceritakan jika pada hari Kamis dan Jumat setelah jumatan pelaku menindih korban dan memasukan alat kelaminnya.
Kaget mendengar cerita tersebut, SY yang juga istri pelaku menemui pelaku (AS) di sawah namun, AS tidak mengakui perbuatannya, malah justru pelaku memarahi korban. Tidak terima dengan perlakuan AS, ibu korban melaporkan kejadian tersebut ke bidan desa. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan, ditemukan robekan pada alat kelamin korban. Atas kejadian tersebut polisi meringkus korban pada hari Jum’at.
Menurut M, pelaku seperti umumnya orang normal, namun jika melihat perempuan yang menurutnya menarik sering iseng namun berlebihan.
“Kalau pas nongkrong normal, tapi kalau ketemu perempuan yang menurutnya menarik suka iseng. Soalnya kan kadang wajar saja kalau laki-laki suka guyonan iseng, cuma tersangka beda iseng tapi keterlaluan, ngeri koyo kolor ijo,” ungkapnya.
Setelah kejadian tersebar, banyak yang menceritakan perihal perbuatan pelaku yang sering merayu perempuan, terlebih pada perempuan yang suaminya berada di perantauan.
“Orang yang pernah dirayu pada buka mulut satu persatu, dihitung hampir dari kalangan perempuan yang suaminya perantauan dirayu, digedor-gedor pintu ingin masuk rumah,” pungkasnya. (Jay)