fbpx

PUNYA 3 LEGISLATOR, ‘PARTAI DAKWAH’ OPTIMIS WARNAI PARLEMEN BLORA

Para anggota DPRD terpilih dari PKS Blora
Para anggota DPRD terpilih dari PKS Blora

Blora- Meski mengalami penurunan jumlah suara yang berdampak pada penurunan jumlah kursi di parlemen, PKS Blora optimis dapat mengawal aspirasi masyarakat. Para legislator parpol berjuluk partai dakwah ini, akan segera tancap gas membuktikan komitmennya sebagai wakil rakyat.

 

Para anggota DPRD terpilih dari PKS Blora
Para anggota DPRD terpilih dari PKS Blora

 

Untuk periode 2019-2024 ini, PKS Blora memiliki 3 legislator. Meliputi Santoso Budi Susetyo, Arifin Muhdiarto, dan Moh Sahari. Jumlah ini berkurang dua angka dari periode sebelumnya, dimana partai ini memiliki 5 kursi.

“Pengambilan keputusan di parlemen, tidak selalu dipengaruhi dengan jumlah suara terbanyak atau voting. Dengan perwakilan yang ada, PKS akan berjuang dengan kekuatan yang ada,” kata Ketua DPD PKS Blora, yang juga anggota DPRD terpilih, Santoso Budi Susetyo, Rabu (28/08).

Lebih lanjut, politisi yang akrab disapa Budi ini menambahkan, sejauh ini pihaknya telah membuktikan komitmennya saat bertugas dalam periode sebelumnya. Dirinya juga menepis anggapan yang menyebutkan turunnya perolehan suara PKS lantaran turunnya kepercayaan masyarakat kepada partai dakwah.

“Tidak bisa dijadikan ukuran, kontestasi pemilu kemarin dipengaruhi banyak faktor,” bantahnya.

PKS Blora: Rakyat percaya partai yang Cedak dan Ngopeni

Sebagai informasi, Santoso Budi Susetyo mencalonkan diri dari Dapil Blora 1 (Blora Kota, Jepon, Bogorejo, Jiken) dan meraih 3221 suara. Sementara, Arifin Muhdiarto dari Dapil Blora 2 (Sambong, Cepu, Kedungtuban) dengan raihan 4582 suara.

Sedangkan, Moh Sahari berasal dari Dapil  Blora 4 (Kunduran, Todanan, Japah) dengan perolehan 3704 suara. Ketiga legislator PKS tersebut, merupakan petahana yang telah berpengalaman pada periode sebelumnya.

Terkait jejak rekam PKS Blora di parlemen, Budi memaparkan sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan dia bersama para koleganya. Diantaranya, mengawal pembahasan Perda Ketertiban Umum dan Perda Disabilitas.

“Masyarakat akan cenderung memilih, seng iso dirasakne, seng cedak lan ngopeni (partai yang dekat dengan rakyat, dan mendengar aspirasinya),” tambah politisi berkaca mata ini.

Meski hanya tersisa 3 perwakilan di parlemen, PKS Blora cukup percaya diri membicarakan situasi politik ke depan, termasuk Pilkada Blora 2020. Bagi partai dakwah, kemampuan mempengaruhi mitra politik melalui jalur lobi, lebih menentukan ketimbang jumlah kursi yang dimiliki.

“Kita akan bentuk tim untuk optimalisasi dukungan. Lembaga politik itu tidak mesti suara terbanyak. Tapi, justru yang dominan itu menggalang kekuatan lewat lobi-lobi ke fraksi yang ada,” pungkasnya. (jyk)