Blora- Pasca puncak Idul Fitri, lazimnya diisi dengan berbagai kegiatan hiburan sekaligus menikmati waktu liburan. Di Blora, pentas dangdut merupakan salah satu hiburan paling populer dan berlangsung hingga berakhir liburan nanti.
Seperti yang dikatakan Edi Susanto (33), tokoh pemuda Kecamatan Todanan terkait pentas dangdut yang berlangsung di daerahnya. Menurutnya, dangdut merupakan hiburan rakyat, digemari berbagai kalangan dan lintas usia.
“Dangdut sudah menjadi tradisi, bahkan bisa di katakan DNA pemuda Todanan adalah DNA dangdut,” ucapnya bersemangat, Jumat (07/06).
Sayangnya, pentas dangdut yang seharusnya menjadi ajang kegembiraan, kerap kali berakhir dengan tawuran. Sehingga, alih-alih menyatukan masyarakat melalui hiburan, pentas dangdut yang rusuh dapat memicu perpecahan.
Terkait hal ini, Kapolres Blora AKBP Antonius Anang Tri Kuswindarto melalui Kabag Ops Kompol Zuwono menyebutkan, tradisi pentas dangdut syawalan berlangsung merata hampir di semua kawasan. Acara ini digelar untuk menyemarakkan kegiatan halal bi halal.
“Dimana warga desa, khususnya para perantauan yang pulang kampung urunan atau patungan untuk menggelar konser dangdut sebagai hiburan saat kegiatan silaturahmi maupun halal bi halal,” terang Kabag Ops.
Untuk mencegah terjadinya tawuran di pentas dangdut, Kepolisian bersinergi dengan TNI dan seluruh jajaran telah menyiapkan anggota untuk melakukan pengamanan. Jumlah personel yang diterjunkan, tergantung pada tingkat kerawanan dan volume massa yang ada.
“Tentunya dalam pengamanan kami dibantu oleh rekan TNI, terutama di Polsek jajaran, saya himbau agar selalu bersinergi dengan Koramil dalam pengamanan,” pungkas Kabag Ops. (jay)