Semarang- Ancaman abrasi di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa tengah cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, sejak 2013 dilaporkan garis pantai di sejumlah kota telah mundur sejauh 2 kilometer. Fenomena ini menjadi perhatian sejumlah komunitas peduli lingkungan.
Abrasi merupakan fenomena pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Istilah lain untuk abrasi adalah erosi pantai.
Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.
Salah satu komunitas yang peduli terhadap fenomena ini adalah Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora (Impara) UIN Walisongo Semarang. Komunitas ini, ikut ambil bagian dalam penanaman 11 ribu batang mangrove di pesisir Pantura Mangkang Mangunharjo Semarang.
“Kami mengajak mahasiswa Blora untuk ikut aktif dan peduli di lingukungan pesisir dalam aksi meminimalisir tingkat abrasi dan melestarikan alam pesisir pantai,” ucap Ketua Umum Impara UIN Walisongo, Ami Mas’udah, Senin (17/12).
Sementara, panitia tanam 11 ribu batang pohon, Muhammad Luthfi Khakim menyebutkan, dalam kegiatan ini panitia menargetkan jumlah peserta sebanyak 500 orang.
“Tapi pada pelaksanaannya, kegiatan ini diikuti lebih dari 500 peserta. Kita ingin mengajak masyarakat umum untuk melindungi ekosistem pesisir pantai demi keselamatan manusia,” terangnya.
Dirinya menambahkan, aksi cinta alam untuk menanggulangi terjadinya abrasi ini terselenggara berkat kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan PT Djarum. Menurutnya, selain menumbuhkan rasa cinta lingkungan, aksi ini juga menambah pengalaman peserta dan menambah relasi. (sya)