Diskusi soal politik, kita masih berkutat pada persoalan siapa mendukung siapa. Diskusi semacam ini, sering berujung pada perdebatan yang tak berkesudahan. Tak jarang, berbumbu dengan saling caci maki.
Jelas, ini tidak mendidik dan tidak produktif. Alangkah baiknya jika kita segera bergeser, membincang politik itu, bagaimana mendorong hasil dari politik adalah kesejahteraan warga melalui usulan-usulan program.
Padahal, yang paling urgent adalah bagaimana menciptakan kontestasi dalam mengisi jabatan politik itu dengan biaya murah. Seperti diketahui bersama, saat ini proses suksesi kepemimpinan kita terjebak oleh mahalnya biaya.
Cara kita berpandangan dalam berpolitik sangat mempengaruhi kinerja pemimpin atau wakil kita yang terpilih. Siapapun yang jadi pemimpin, kalau masih berbiaya mahal pasti tidak maksimal dalam menjalankan amanahnya.
Mulailah dari diri kita dan keluarga kita masing-masing, memilih tidak berdasarkan materi yg kita dapatkan. Maka, lambat laun politik kita akan lebih baik.
Jangan berpikir hasil instan, karena Pangeran Diponegoro berjuang juga tidak mencicipi kemerdekaan, tapi generasi berikutnya yang menikmati.
Dengan keajegan sikap kita dan keluarga kita, akan akan menjadi inspirasi keluarga sekitar dan begitu seterusnya. Sehingga ini menjadi harapan perbaikan iklim demokrasi kita ke depannya.
Oleh: Ahmad Solikin (Pengurus GP Ansor Blora)
