Blora- Seni musik hadrah memiliki banyak aliran. Diantaranya jenis Banjari, Kuntulan, Habsyi, dan Dema’an. Di tengah beragamnya berbagai jenis aliran hadrah ini, Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari) NU memiliki pendekatan yang lebih spiritual.
Ketua PW Ishari NU Jateng, Sholihin Hasan, menjelaskan sisi spiritual seni hadroh yang bukan merupakan hiburan semata. Menurutnya, seni hadrah Ishari mengatur mulai dari cara memukul terbang, hingga kejelasan sanad (mata rantai keilmuan).
“Seni hadrah ishari memang beda dengan seni lainnya. Seni hadrah Ishari mengutamakan aspek spiritualitas. Sehingga, untuk masukn Ishari ada semacam baiat (sumpah setia, red),” ujarnya, Senin (19/11).
Selain baiat, Sholihin menyatakan sanad keilmuan hadrah Ishari sangat jelas. Saat ini, di Jawa Tengah baru ada 3 kepengurusan cabang (tingkat kabupaten) Ishari, yaitu di Jepara, Blora, dan Cilacap.
“Selain itu, sanad keilmuan seninya juga sangat jelas. Termasuk bagaimana teknik memukul terbangnya, semua berdasarkan sanad keilmuan para ulama,” imbuhnya.
Pengurus Ishari NU Provinsi Jawa Tengah akan dilantik pada Minggu (25/11) di kompleks Masjid Al Ma’shum, Desa Kidangan Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Pelantikan ini digelar serangkai dengan Haul pendiri NU Blora, KH Ma’shum Syamsudin.
“Usai pelantikan, kami akan segera melengkapi kepengurusan cabang di seluruh jateng. Dilanjutkan dengan pelaksanaan diklat, dan membuat spot-spot kelompok pegiat Ishari di Jateng,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sholihin mengakui, dewasa ini seni hadrah semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat. Dirinya berharap, dengan dilantiknya pengurus Ishari NU jateng akan membuat seni hadrah ala Ishari semakin berkembang. (hud)