Cepu – Sedikitnya 70 wisatawan dari eropa didampingi petugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI berkunjung ke Blora. Dalam kunjungannya, turis dari eropa tersebut disambut dengan penampilan tarian Tayub.
Kunjungan ke Blora ini, dalam rangka Anjangsana Kebudayaan yang merupakan rangkaian dari International Gamelan Festival (IGF) 2018 yang dipusatkan di Solo. Blora dipilih menjadi daerah kunjungan karena kekayaan budayanya.
Kabag Umum dan Kerja Sama Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud RI, Ahmad Mahendra mengungkapkan, Blora memiliki posisi strategis dalam konteks budaya. Sejumlah kesenian rakyat seperti Barongan dan Tayuban masih terpelihara dengan baik di kota ini.
Bahkan, menurut Ahmad Mahendra, banyak Ledhek, sebutan untuk penrai Tayub, yang menari di Keraton Solo.
Penampilan Tayub yang selalu diiringi gamelan, membuat Blora menjadi salah satu destinasi utama Anjangsana Kebudayaan yang merupakan rangkaian dari IGF 2018 ini. Tahun ini, IGF sendiri mengusung tema Homecoming (pulang kampung)) dan diikuti seniman gamelan dari mancanegara.
“Sehingga, dengan begitu membuat Blora menjadi posisi penting sekali di dalam konteks budaya gamelan, oleh karena itu, Blora sangat perlu dikunjungi,” ujar Ahmad Mahendra seperti dikutip Tribun, Rabu (15/08).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Blora Arief Rohman, mengatakan kelestarian Tayub dan Barongan di Blora tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan banyak pihak. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melestarikan budaya ini.
“Di Blora, ada banyak sekali kelompok Barongan. Bahkan, sejak anak-anak pun sudah berlatih Barongan dan Karawitan (gamelan). Jadi, anggarannya pun banyak,” ujar Arief.
Reporter : Ika Mahmudah