Blora – Warga Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Blora diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya gerakan teror yang bermula dari pola pikir radikal. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Jawa Tengah termasuk daerah yang banyak melahirkan kader teroris.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Tengah, Budiyanto, dalam agenda Antisipasi Gerakan Radikalisme dan Terorisme dalam menciptakan kondusivitas di Kabupaten Blora.
“Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan BNPT, Jawa Tengah merupakan zona merah, dan memiliki banyak kader (yang berideologi –red) terorisme,” ungkap Budiyanto di lokasi kegiatan, Resto d’Joglo Blora, Selasa (17/07).
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Blora Achmad Nur Hidayat melalui Kasubbag TU, M. Ishak mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi ideologi ini.
Menurutnya, berkembangnya ideologi radikal dan terorisme dapat menghambat pembangunan nasional dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Kita berharap, situasi Kamtibmas Blora tetap kondusif. Kita mengajak, seluruh ormas dan LSM di Blora untuk menjaga situasi ini, dan mencegah berkembangnya paham terorisme dan radikalisme,” ajaknya.
Berkembangnya paham radikalisme ini, Abdul Mundzir Al Ghifari yang merupakan cendekiawan muslim dari Cepu, bermula dari dangkalnya pemahaman terhadap ajaran agama. Dia mengkritik cara menafsirkan ayat suci sesuai kemauan oleh penganut paham ini.
“Lazimnya, para penganut paham terorisme ini mengalami kesalahan dalam memahami tafsir ayat. Ayat yang mereka pakai adalah surat Al Maidah ayat 44. Saya menghimbau, jangan belajar ngaji dari medsos tanpa didampingi guru ngaji yang benar,” pesannya.
Reporter : Imanan