Blora- Hari ini, 6 Februari 2019, merupakan hari ulang tahun ke- 94 maestro sastra kelahiran Blora, Pramoedya Ananta Toer. Meski telah berpulang pada 30 April 2006, Pram dan tulisan-tulisannya tetap hidup di pikiran para pengagumnya.
Bloranews.com mengumpulkan catatan dan jejak digital tentang Pramoedya, dalam rentang waktu 2004-2019. Catatan ini dikumpulkan dari media massa nasional maupun internasional, diharapkan catatan ini dapat menimbulkan kesan bagi pengagumnya, atau mereka yang pernah berinteraksi dengan sastrawan “kiri” itu.
Catatan pertama, tentang kegagalan Pramoedya meraih nobel. Pada 2004, Pram berujar pada adiknya, Koesalah Soebagyo Toer, dirinya akan mendapatkan nobel sastra. Sayangnya, hingga hari yang disebutkan Pram, nobel sastra tak pernah didapatkannya.
Tahun berikutnya, Pram kembali disebut-sebut masuk sebagai kandidat sebagai peraih nobel sastra. Ternyata, nobel sastra justru diterima oleh Harold Pinter, seorang dramawan asal Britania Raya, lantaran dianggap sebagai tokoh terdepan drama Inggris di era pascaperang.
Pram menghembuskan nafas terakhirnya pada 2006. Dunia berduka, surat kabar kenamaan Inggris menerbitkan Obituari Pramoedya Ananta Toer. Koran harian yang telah berdiri sejak 1821 itu menyebut Pram sebagai Indonesia’s Best Known Novelist, He Survived Persecution, Imprisonment, dan Cencorship.
Perhatian dunia kepada Pram, bukan hanya ditunjukkan media pemberitaan. Google yang merupakan “mesin pencari” terkemuka di dunia, menjadikan Pram sebagai Google Doodle, pada 6 Februari 2018, atau di hari ulang tahunnya yang ke- 93.
Dan hari ini, 6 Februari 2019, Pramoedya sempat merajai jagad Twitter melalui tagar #MengenangPram. Meski demikian, tidak banyak ucapan selamat ulang tahun untuknya di kota kelahirannya, Blora, hari ini. (mus)