118 TAHUN PERJUANGAN SAMIN SUROSENTIKO, PESAN LESTARIKAN ALAM MENGGAUNG

Foto: Peringatan 118 tahun perjuangan Ki Samin Surosentiko di Pendopo Pengayoman, Desa Ploso Kediren, Kecamatan Randublatung

Blora, BLORANEWS.COM – Peringatan 118 tahun perjuangan Ki Samin Surosentiko di Pendopo Pengayoman, Desa Ploso Kediren, Kecamatan Randublatung, Sabtu (15/3/2024), menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali nilai-nilai perjuangan Samin.

Gunretno, tokoh Samin dari Pati, mengatakan bahwa peringatan ini bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga pesan moral untuk generasi penerus.

Dalam pangkur yang dibacakan sebelum pawai obor, ia menyoroti dampak eksploitasi alam yang semakin masif.

“Bumi Lemah Pangesthian kita nduwe hak podho lan ngenciki. Mulo yen kaponthok iku nyahak hak e wong liyo. Opo meneh nguasai nggo golek untung, cetho kudu disirnakno,” tegasnya, mengingatkan bahwa tanah adalah hak bersama dan tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan segelintir orang.

Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, yang turut hadir dalam acara ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Mengusung tema Lemah Pamesthian Padha Nduwe, Padha Ngenciki, ia mengajak komunitas Samin dan masyarakat Blora untuk terus menjaga kelestarian alam di wilayah yang didominasi kawasan hutan.

“Atas nama Pemkab Blora, kami sangat mengapresiasi sedulur Samin yang tetap menjaga adat dan nilai-nilai perjuangan di tengah perkembangan zaman,” ujar Arief.

Sebagai penghormatan kepada Samin Surosentiko, namanya telah diabadikan di berbagai fasilitas publik, seperti Gedung Samin Surosentiko dan RSUD Randublatung Samin Surosentiko.

Pemkab juga tengah mengkaji penamaan salah satu ruas jalan di Blora dengan nama Samin Surosentiko.

Arief juga mendorong agar sejarah perjuangan Samin dapat didokumentasikan dalam bentuk buku agar dapat menjadi referensi bagi generasi mendatang.

Peringatan ini diisi dengan berbagai rangkaian acara yang dimulai dengan Negeske Tutur e Mbah Samin Surosentiko, dilanjutkan Kidungan lan Lesungan, dan buka puasa bersama.

Pada malam harinya, acara dimeriahkan dengan pawai obor (Lamporan) dari SDN 1 Kediren menuju Pendopo Pengayoman.

Puncak peringatan menampilkan pertunjukan wayang yang mengisahkan perjalanan Samin Surosentiko saat diasingkan ke Sawahlunto, Sumatera Barat.

Acara kemudian ditutup dengan tradisi Brokohan, yakni makan bersama sebagai simbol kebersamaan.

Peringatan ini juga dihadiri oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Kementerian Kebudayaan, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Astuti Ananta Toer (anak Pramoedya Ananta Toer), Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Blora, serta tokoh-tokoh Samin dari berbagai daerah seperti Pati, Kudus, Madiun, Bojonegoro, dan Grobogan. (Jyk)