Banjarejo, BLORANEWS – Sebanyak 10 Kepala Keluarga (KK) di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Blora tercatat belum memiliki meteran listrik atau kWh meter sendiri.
Dijelaskan salah seorang warga yang belum memiliki kWh meter bernama Samsuri, sedari awal listrik masuk hingga sekarang baru ada dua KK yang memiliki kWh meter. Sedangkan 10 KK lainnya belum.
“Saat pertama kali ada listrik masuk sini baru ada dua KK atau rumah. Jadi tidak ikut ngepal (membuat meteran listrik, red). Jadi sampai sekarang ya kayak terlantar gini,” ujarnya sinis.
Samsuri pun mengaku bingung mengapa tidak bisa membuat meteran listrik sendiri. Padahal, lanjutnya, didepan rumahnya terdapat jaringan kabel besar.
“Mau ngepal (membuat meteran listrik, red), padahal jaringan melewati depan rumah. Dan kenapa tidak bisa membuat meteran sendiri itu hlo. Padahal ada jaringan besar depan rumah,” ungkap Samsuri bertanya-tanya.
Karena kondisi tersebut, 10 KK itu pun terpaksa menyalur listrik dari rumah RT setempat dengan ketentuan membayar listrik Rp 35 ribu hingga Rp 60 ribu per bulan.
“Jadi meteran satu dipakai orang banyak. Kabel kecil itu ditarik ke sini. Ada jaringan kabel agak besar tapi itu jaringan untuk pamsimas,” tambahnya.
Dirinya berharap, 10 KK yang belum memiliki meteran bisa memiliki meteran sendiri. Kemarin pihaknya telah melakukan pengajuan pembuatan meteran listrik, tinggal menunggu hasil.
“Harapannya, 10 KK ini ya bisa bareng-bareng memiliki Meteran Sendiri-sendiri. Jika punya meteran sendiri itu kan agak ringan gitu hlo pak. Karena sekarang pulsa kan bisa pengaturannya,” harap Samsuri.
Sekedar diketahui, 10 KK yang belum memiliki meteran listrik itu merupakan saudara atau masih memiliki hubungan darah. Sehingga pembayaran listrik pun dilakukan secara patungan. Dari 10 KK hanya 6 KK yang membayar. Total pembayaran biasanya mencapai Rp 260 ribu per bulan. (Dj)