ALI MOERTOPO DARI BLORA ( 1924 – 1984 ) : TOKOH INTELIJEN YANG VISIONER

Blora – Stabilitas nasional merupakan unsur fundamental keberadaan sebuah negara. Untuk memantapkan stabilitas nasional, salah satunya dibutuhkan kekuatan militer dan dilapisi dengan langkah – langkah intelijen. Tanpanya, mudah saja sebuh negara diguncangkan dengan berbagai pemberontakan ataupun serangan dari negara lain. Militer dan intelijen, keduanya adalah manunggal yang saling melengkapi untuk tercapainya stabilitas nasional.

 

 

Ali Moertopo ( 1924 – 1984 ) tokoh kunci stabilitas politik orde baru

 

Perkembangan intelijen indonesia, tidak bisa lepas dari nama Ali Moertopo. Ali Moertopo lahir di Kelurahan Kunden, Kabupaten Blora pada 23 september 1924. Ayahnya bernama Raden Kartoprawiro, priyayi yang bekerja sebagai pedagang. Masa Kecil Ali Moertopo banyak dihabiskan dengan membaca dan berdiskusi dengan orang – orang dewasa di sekelilingnya.

Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Ali Murtopo dan para pemuda di tanah air turut serta angkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Mulanya Ali Moertopo bergabung dalam Hizbullah kemudian menjadi anggota BKR setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Kemampuan analisis yang mengagumkan dari Ali Murtopo membuatnya menjadi salah satu prajurit militer yang mendapatkan kepercayaan pemerintah dengan tugas – tugas yang berat diataranya, Komandan Kompi Batalyon 431 Banteng Raiders (1950) yang bertugas menumpas gerakan DI/TII dan Pemimpin Komando Operasi Trikora (1961) yang bertugas mengembalikan wilayah Irian Barat kepada NKRI.

Irian Barat merupakan wilayah sengketa NKRI dengan Kerajaan belanda sehingga PBB membentuk UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority/Otoritas Eksekutif Sementara PBB) untuk menjalankan pemerintahan sementara di Irian Barat.

Runtuhnya Orde Lama dan Lahirnya orde baru tidak membuat karir Ali Moertopo surut, bahkan sebaliknya karirnya menanjak naik. tokoh Kota Sate ini menjadi asisten pribadi presiden Soeharto (1967), Kepala Deputi BAKIN (Badan Intelijen di awal orde baru) pada tahun 1969 – 1974, wakil Kepala BAKIN pada 1974 – 1978, Menteri Penerangan RI pada 1978 – 1983 dan puncaknya tokoh kota Mustika ini dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung pada 1984.

Beberapa langkah ali Moertopo dalam menciptakan fondasi stabilitas nasional antara lain, menginisiasi fusi (peleburan) partai politik pada 1968, merintis berdirinya CSIS (sebuah lembaga pengkaji kebijakan pemerintah) pada 1971, dan bersama dengan CSIS menerbitkan naskah ilmiah yang berjudul “Dasar–dasar pemikiran tentang akselerasi modernisasi pembangunan 25 tahun“, naskah ilmiah tersebut menjadi acuan pelaksanaan kebijakan Pembangunan Lima Tahun oleh Presiden Soeharto.

Ali Moertopo meninggal di Jakarta pada 15 Mei 1984, jenazahnya dikebumikan di TMP Kalibata. Dedikasi Ali Moertopo untuk tanah air merupakan inspirasi bagi para pemuda kota Mustika.

Sumber : Core.ac.uk

Foto       : Wikipedia Bahasa Indonesia

Verified by MonsterInsights